Monday, February 27, 2017

ACARA I POLIPLOIDISASI

ACARA I
POLIPLOIDISASI

A.      Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Metafase pada Akar Bawang Merah (Allium cepa)       

Penambahan Colchicine (C-metafase)

Jumlah Kromosom :
 

 
 





                                                                                            



 
Tanpa Pemberian Colchicine


Jumlah Kromosom :
 
 














B.  Pembahasan
Poliploidi  adalah keadaan sel yang memiliki lebih dari  dua  genom dasar (3x, 4x, 5x dan seterusnya), poliploidi  ditemukan banyak terjadi secara alami pada kingdom tanaman. Poliploidi dapat berisi dua atau lebih pasang genom dengan segmen kromosom yang homolog, keseluruhan kromosom homolog atau keseluruhan kromosom tidak homolog. Perbedaan satu dengan yang lain pada sejumlah gen atau segmen kromosom yang dapat  menyebabkan sterilitas sebagian atau seluruhnya (Stebbins, 1950 dalam Sareen). Namun tidak semua tanaman ploidi memberikan pengaruh buruk terhadap tanaman. Secara alami poliploidi menyebabkan penampakan morfologi tanaman sering lebih besar daripada spesies diploid pada umunya. Penampakan morfologi itu antaralain: permukaan daun lebih luas, organ bunga lebih besar, batang lebih tebal dan  tanaman lebih tinggi. Fenomena poliploidi di alam dapat dibagi atas : (1) autopoliploid (penambahan genom dimana pasangan kromosomnya homolog), dan (2) allopoliploid (penambahan genom dimana kromosomnya tidak homolog).  Secara umum autopoliploid sama dengan diploid, perbedaannya hanya tergantung pada genotip asal, serta terjadi peningkatan ukuran sel merismatik dan sel penjaga (Sparrow, 1979 ; Poehlman dan Sleper, 1995). Sedangkan tanaman allopoliploid dihasilkan untuk mengkombinasi karakter-karakter yang diinginkan dari dua tetua diploid ke dalam satu tanaman (Sparrow, 1979). Poliploidisasi merupakan Sel-sel tanaman normal biasanya dikatakan bersifat diploid (2n=2X) dan mempunyai jumlah kromosom tertentu, adalah bilangan dasar kromosom. Telah diketahui bahwa banyak di antara tanaman pertanian sekarang ini serperti: gandum, kapas, tebu memiliki set kromosom lebih dari 2.
 Proses penggandaan kromosom pada tanaman dapat dilakukan dengan cara pemberian Kolkhisin. Poliploidisasi dapat dilakukan dengan pemberian kolkisin pada jaringan meristem. Kolkhisin (C22H25O6N) ialah suatu alkaloid berwarna putih yang diperoleh dari umbi tanaman Colchichum autumnale L. (Fam Liliaceae). Senyawa ini dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada pembelahan sel sehingga menyebabkan sel tidak dapat membelah dan terbentuklah individu poliploidi, dimana organisme memiliki tiga set atau lebih kromosom di dalam sel-selnya (Suryo, 1995). Kholchicine akan menghambat pembelahan dinding sel pada saat sel tersebut telah mengalami duplikasi kromosom. Pada saat pembelahan sel, diketahui ada empat tahapan, yaitu Profase, metafase, Anafase dan telofase. Pada saat profase, metafase dan anafase kromosom akan melipatgandakan dirinya, setelah kromosom melipatgandakan dirinya maka seharusnya setelah itu maka sel akan membentuk dinding sel yang membelah dua sel tersebut dengah masing-masing sel satu pasang kromosom. Nah, cholchicine menghambat terbentuknya dinding sel tersebut sehingga sel tersebut tetap satu akan tetapi kromosomnya telah berlipat ganda, sehingga sel tersebut menjadi poliploid.
 Senyawa antimitotik yang sering digunakan dalam proses poliploidisasi adalah kolkisin yang merupakan senyawa alkaloid yang berasal dari umbi tanaman berbunga famili Liliaceae yang dikenal sebagai rumput-rumputan yang tumbuh pada musim gugur (Colchicum autumnale L.). Kolkisin sering dipakai untuk pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas baru. Mekanisme kolkhisin yang dapat menyebabkan mutasi pada kromosom bawang merah yaitu karena adanya senyawa ini mencegah terjadinya polimerasi mikrotubulus karena cincin yang terdapat pada kolkhisin berikatan dengan alfa-tubulin dan beta-tubulin. Hal ini menyebabkan mikrotubulus tidak dapat terbentuk sehingga pada saat pembelahan sel, benang–benang spindel yang berasal dari mikrotubulus tidak muncul ( Crowder, 1997 ). Akibatnya pemisahan kromosom dari metafase ke anafase tidak berlangsung sehingga sel tidak dapat membelah tetapi jumlah kromosom yang terkandung di dalamnya telah mengalami duplikasi (memiliki sister kromatid). Sister kromatid dapat saling memisah di dalam sitoplasma pada tahap c-anafase yang dilanjutkan dengan pembentukan dinding inti. Sehingga inti sel memiliki jumlah kromosom yang berlipat ganda ( Suryo, 1995 )
Adapun ciri-ciri tanaman polipoidi yakni secara alami poliploidi menyebabkan penampakan morfologi tanaman sering lebih besar daripada spesies diploid pada umunya. Penampakan morfologi itu antaralain: permukaan daun lebih luas, organ bunga lebih besar, batang lebih tebal dan  tanaman lebih tinggi. Fenomena ini disebut sebagai gigas atau jagur (Kuckuck et al., 1991). Populasi poliploidi mempunyai kemampuan berkompetisi lebih baik dibanding tanaman diploid yang ditunjukkan dengan daerah penyebarannya yang luas (Karmana, 1989). Menurut Poehlman dan Sleper (1995)  poliploidi juga memberi peluang untuk merubah karakter suatu tanaman melalui perubahan jumlah genom dan kontribusi gen-gen alelik pada karakter tertentu. Selain itu, menurut Thomas (1993) tanaman poliploidi menunjukkan resistensi terhadap penyakit, tanaman poliploid juga lebih unggul jika dikonsumsi karena rasanya lebih enak, mudah dicerna, sebagian besar berstruktur karbohidrat dan seratnya kurang kasar. Karmana (1989) menyatakan bahwa tanaman budidaya poliploidi berperan besar dalam penyediaan protein, lemak dan karbohidrat dunia dibandingkan dengan tanaman diploid.
Poliploidi seringkali memberikan efek dramatis dalam penampilan atau pewarisan sifat yang bisa positif atau negatif. Tumbuhan secara umum bereaksi positif terhadap poliploidi. Tetraploid (misalnya kentang) dan heksaploid (misalnya gandum) berukuran lebih besar (reaksi "gigas", atau "raksasa") daripada leluhurnya yang diploid. Karena hasil panen menjadi lebih tinggi, poliploidi dimanfaatkan dalam pemuliaan tanaman. Berbagai kultivar tanaman hias (misalnya anggrek) dibuat dengan mengeksploitasi poliploidi. Reaksi negatif terjadi terhadap kemampuan reproduksi, khususnya pada poliploidi berbilangan ganjil, meskipun ukurannya membesar. Karena terjadi ketidakseimbangan pasangan kromosom dalam meiosis, organisme dengan ploidi ganjil biasanya mandul (steril).
Pada praktikum pemuliaan tanaman acara pertama mengenai poliploidi diperoleh hasil berupa penggadaan kromosom yang mana disebabkan oleh penambahan senyawa kolkisin. Kolkisin mempengaruhi pembelahan mitosis pada sel ketika fase metafase (bukan anafase) karena dengan adanya kolkisin, di dalam sel tidak terbentuk benang spindel, sehingga kromosom anakan tidak bergerak ke kutub-kutub sel. Dengan demikian maka fase-fase pembelahan mitosis berhenti pada metafase dan tidak terjadi pembelahan anafase. Poliploidisasi dapat terjadi melalui induksi berbagai zat-zat kimia, salah satunya adalah kolkhisin. Kolkhisin (C22H25O6N) merupakan suatu alkaloid yang berasal dari umbi dan biji tanaman Colchicum autumnale.  Kolkhisin bersifat sebagai racun yang pada tumbuhan memperlihatkan pengaruhnya pada nukleus yang sedang membelah.  Larutan kolkhisin dengan konsentrasi yang kritis mencegah terbentuknya benang-benang spindel dari gelendong inti sehingga pemisah kromosom pada anafase dari mitosis tidak berlangsung dan menyebabkan penggandaan kromosom tanpa pembentukan dinding sel.  Tidak ada ukuran tertentu untuk besarnya konsentrasi larutan kolkhisin yang digunakan dan lamanya waktu perlakuan.  Masing-masing tergantung pada bahan yang dipakai.  Pada umumnya kolkhisin akan bekerja efektif pada konsentrasi 0,01-1%.  Lamanya perlakuan berkisar 3-24 jam.  Untuk Allium cepa, cukup memerlukan konsentrasi larutan yang rendah dan waktu perlakuan yang pendek.
Menurut jurnal dari pusat konservasi tumbuhan kebun raya-LIPI bahwa  Penggandaan kromosom dan peningkatan material genetik menyebabkan volume sel poliploid biasanya membesar (Song et al., 2012). Periode G-2 terjadi pada sintesis protein-protein yang diperlukan dalam proses mitosis, seperti sub-unit benang gelendong, serta pertumbuhan organelorganel dan makromolekul lainnya (Sastrosumarjo dan Syukur, 2013). Dengan demikian, saat sel terpapar kolkisin, sel telah memiliki organel-organel dan kromosom yang mengganda, namun tidak terjadi pembelahan sel sehingga ukuran sel menjadi besar. Bibit P. amabilis yang memiliki daun tebal dan berwarna lebih hijau kemudian diseleksi untuk analisis stomata dan kromosom. Sehingga hal ini sesuai dengan hasil praktikum yang telah diperoleh yakni terjadinya penggadaan kromosom setelah ditambahkan senyawa kolkisin. Hasil yang sama didapat juga oleh Ye-Qing Wu dalam jurnalnya berjudul Effect on Polyploidy Induction in Asparagus Lettuce of Concentration and Presoaking Time of Colchicine menyatakan bahwa dengan adanya penambahan kolkisin maka akan terjadi penggandaan kromosom namun penggandaan tersebut dapat terjadi sesuai dengan jumla konsentrasi dari kolkisin yang ditambahkan untuk menggandakan kromosom














Kesimpulan

Berdasarkan cara bergandanya kromosom tanaman poliploid dibedakan atas:  1. Euploid, yaitu tanaman poliploid dimana jumlah kromosomnya merupakan kelipatan (penggandaan) yang sempurna dari haploidnya, 2. Aneuploid, yaitu tanaman poliploid dimana jumlah kromosomnya merupakan kelipatan (penggandaan) yang tidak sempurna dari haploidnya.  Lalu pengaruh kolkisin adalah Kolkisin mempengaruhi pembelahan mitosis pada sel ketika fase metafase (bukan anafase) karena dengan adanya kolkisin, di dalam sel tidak terbentuk benang spindel, sehingga kromosom anakan tidak bergerak ke kutub-kutub sel. Dengan demikian maka fase-fase pembelahan mitosis berhenti pada metafase dan tidak terjadi pembelahan anaphase. cholchicine menghambat terbentuknya dinding sel tersebut sehingga sel tersebut tetap satu akan tetapi kromosomnya telah berlipat ganda, sehingga sel tersebut menjadi poliploid. Adapun ciri-ciri tanaman polipoidi yakni secara alami poliploidi menyebabkan penampakan morfologi tanaman sering lebih besar daripada spesies diploid pada umunya. Penampakan morfologi itu antaralain: permukaan daun lebih luas, organ bunga lebih besar, batang lebih tebal dan  tanaman lebih tinggi.










Daftar Pustaka
Sareen, P. K., J. B. Chowdhury and V. K. Chowdhury. 1992. Amphidiploids/synthetic crop species, p. 62-67. In Kaloo, G., and J.B. Chowdhury (Eds.). Distant Hybridization of Crop Plants. Springer-verlag. Berlin.
Sparrow, D.H.B. 1979. Special techniques in plant breeding, p. 37-52. In Genetics in Plant Breeding (Brookhaven symposia in biology vol. 9). New York.
Poehlman, J.M. and D.A. Slepper. 1995. Breeding Field Crops. Fourth Edition. Iowa State Uni.Press/Ames.
Suryo. 1995. Sitogenetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, hal 219 – 224.
Crowder, L.V. 1997. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, hal 301.


Monday, September 5, 2016

Rasionalitas Negara

Emha Ainun Nadjib :
Titik Nadir Demokrasi - Kesunyian Manusia dalam Negara


                                                        Mungkin Indonesia memang sedikit banyak punya dan melakukan kesalahan-kesalahan tertentu di pulau timur itu. Alhasil sejumlah penduduk memandang kita sebagai perampok atau penindas. Mungkin pendekatan politik kita keliru. Mungkin kita eksploitatif di sektor ekonomi. Mungkin kita bersikap fasistis di wilayah antrologi dan kebudayaan. Dengan begitu pelan atau cepat, mereka merasa disikap tidak fair? . Atau barangkali meskipun dari sudut "nasionalisme negara" hal itu tidak rasional, saudara-saudara kita di sana punya alasan rasional untuk merasa bukan bagian dari indonesia? sebagaimana orang-orang Mono Mindanao, meski tak sama persis, juga merasa sah untuk tidak menjadi orang Filipina?Atau kebingungan orang-orang indian mendengarkan pesta gegap gempita Columbus yang merasa menemukan Amerika, bahkan kemudian merasa menjadi "orang kampung Amerika" sambil memusnahkan mereka. Yang namannya "negara" memang bikin miris manusia dan kemanusiaan. Yang namanya 'komitmen nasional-bikinan beberapa orang - memang memang sungguh-sungguh nggegirisi (menakutkan, mencemaskan) bagi kemerdekaan asasi makhluk Tuhan. 

Friday, November 20, 2015

Laporan Praktikum Kesuburan , Pemupukan Dan Kesehatan Tanah Metode Pemupukan Dan Sifat Pupuk

LAPORAN PRAKTIKUM
KESUBURAN, PEMUPUKAN, DANKESEHATAN TANAH
ACARA III
METODE PEMUPUKAN DAN SIFAT PUPUK







Disusun oleh:

1.
Cygni Sina Centauri
13166
2.
Vedha Trya Sugijarta
13253
3.
Agoes Mesak Fitowin
13272
4.
Pratiwi Lorosaputri
13304
5.
Nadia Tiara Putri R.
13315

                                                                                      
                                                                        Kelompok      : 1

 






LABORATORIUM KESUBURAN DAN KIMIA TANAH
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015



ABSTRAK
                  Praktikum Acara III  yang dilakukan ini terdiri dari beberapa bagian yaitu Metode pemupukan, sifat tanah dan pembuatan lubang biopori. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat sore, 06 November 2015 bertempat di Laboratorium Kesuburan Dan Kimia Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah. Pemupukan merupakan penambahan suatu bahan yang ditambahkan ke dalam tanah yang diaplikasikan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah. Metode pemupukan terdiri dari 5 cara yakni, Metode broadcasting, ring placement, spot placement, foliar application dan fertigation. Sedangkan Sifat-sifat pupuk yang penting adalah sifat fisik  (bentuk, ukuran, warna), sifat kimia (senyawa kimia dan kadar hara), higroskopisitas, kelarutan, kemasaman, cara bekerjanya, aplikasi dan dosis. Faktor yang diamati yaitu pupuk dan brosur yang tersedia kemudian dicatat mengenai sifat pupuk (ukuran butir, warna, higroskopisitas, kadar lengas, dan BV), sifat kimia (senyawa kimia, kadar hara, sifat fisiologis atau kemasaman), kemasan, produsen, tanggal pembuatan, tanggal kadaluarsa, aplikasi (cara dan takaran penggunaan), dan keterangan lain yang diperlukan, Lalu lubang biopori. Biopori merupakan ruangan atau pori-pori dalam tanah yang dibentuk secara alami dengan adanya aktivitas makhluk hidup di dalam tanah seperti, akar tanaman, cacing, rayap dan mikroorganisme lainnya. Lubang resapan biopori merupakan lubang  yang digali vertikal ke dalam tanah berbentuk slindris, dengan kedalaman tertentu.
Kata kunci : pupuk, biopori.

I.      PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
                  Masalah kesuburan tanah merupakan masalah yang sangat penting dalam pertanian karena tanah merupakan media tumbuh tanaman. Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah meendukung pertumbuhan tanaman dengan baik. Tanah yang selalu dipakai bercocoktanam akan berkurang kesuburannya seiring berjalannya waktu jika tanpa diberi masukan. Masukan yang tidak lain adalah pupuk secara umum dapat memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan kesuburannya. Pupuk secara umum adalah bahan yang ditambahkan untuk memperbaiki kondisi tanah dalam hal mendukung pertumbuhan tanaman. Terdapat banyak cara pemupukan  tanaman dan sifat pupuk karena semakin hari semakin dikembangkan cara dan komposisi pemupukan agar sesuai dengan kebutuhan tanaman dan efisiensi bagi petani. ada pupuk yang dibedakan atas dasar aplikasinya, bentuknya, kandungannya, dan lain-lain. Hal ini mengharuskan kita mengetahui berbagai metode pemupukan, jenis-jenis, dan sifat-sifatnya supaya tidak salah memberi rekomendasi pemupukan bagi petani khususnya.
Pupuk dalam arti luas yaitu suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Banyak pupuk yang tersedia di pasaran dan perlu untuk kita ketahui baik itu yang tergolong pupuk organik maupun pupuk an-organik. Kedua jenis pupuk tersebut tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk lebih mengenal berbagai jenis pupuk  dan metode pemupukan tersebut maka kami perlu mengenal berbagai cara pemupukan tanaman dan sifat-sifat pupuk, baik sifat fisik maupun kimia. Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang metode pemupukan,sifat pupuk dan pembuatan lubang biopori.
B.     Tujuan
1.      Mengenal berbagai cara pemupukan tanaman dan membuat dokumentasi dalam bentuk  digital.
2.      Mengenal berbagai jenis pupuk dan mencirikan sifat-sifat pupuk berdasarkan koleksi yang sudah ada.
3.      Mengerti fungsi dan manfaat biopori dalam proses peningkatan kualitas kesuburan tanah serta dapat mengaplikasikannya.





II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman-tanaman membutuhkan 17 nutrisi untuk melengkapi siklus hidup mereka. Tanaman penting nutrisi dibagi menjadi kelompok makro dan mikronutrien. Makronutrien adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S). Mikronutrien termasuk seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), boron (B), molibdenum (Mo), klorin (Cl), dan nikel (Ni). Selanjutnya, esensialitas dari silikon (Si), natrium (Na), vanadium (V), dan kobalt (Co) dianggap dimiliki oleh tanah tetapi belum ada kepastian akan pendapat tersebut (Fageria et al., 2010). Makronutrien diperlukan dalam lebih tinggi jumlah dibandingkan dengan mikronutrien. Namun, sudut pandang esensialitas tanaman, semua nutrisi sama-sama penting untuk pertumbuhan tanaman. Pertama tiga makronutrien (C, H, dan O) yang dipasok ke pabrik melalui udara dan air. Oleh sebab itu ketersediaan unsur tersebut bagi tanaman tidak menjadi masalah. Sisanya 14 nutrisi harus tersedia dalam media pertumbuhan tanaman dalam jumlah dan proporsi yang memadai untuk pertumbuhan tanaman (Bakhtiari et al., 2014)
Pupuk adalah bahan yang ditambahkan  kedalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan pupuk umumnya diasarkan pada sumber bahan yang digunakan, cara aplikasi, bentuk, dan kandungan unsur haranya. Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dibagi menjadi dua yaitu pupukcair dan pupuk padat. Pupuk cair adalah larutanyang mudah larut berisi satu atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman. Kelebihan pupuk cair adalah dapat dmemberikan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman, selain itu pemberiannya apat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan (sukamto,2010).
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Pengertian ini termasuk misalnya pemberian bahan kapur dengan maksut meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin bersama benih tanaman kacang-kacangan, dan pemberian urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Usaha-usaha tersebut dinamakan pemupukan. Dengan demikian, bahan kapur, legin, dan urea disebut pupuk. Pada pengertian khususnya pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Berdasarkan asalnya pupuk dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu pupuk alam dan pupuk buatan dan berdasarkan senyawa yang terkandung pupuk juga dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu organik dan anorganik (Rosmarkam dan Nasih, 2013).
Penggunaan pupuk anorganik menyebabkan kandungan unsur-unsur hara dalam tanah meningkat dan hal tersebut dapat membantu pertumbuhan tanaman dengan cepat serta meningkatkan produktivitas pertanian. Produktivitas lahan pertanian yang meningkat tersebut hanya akan berlangsung dalam waktu yang tidak lama, karena penggunaan pupuk anorganik terus-menerus akan menyebabkan perubahan struktur tanah, pemadatan, kandungan unsur  hara dalam tanah menurun, dan pencemaran lingkungan. Salah satu pengaruh penggunaan pupuk anorganik pada usaha pertanian adalah akumulasi residu unsur –unsur kimia seperti N, P, dan K dalam tanah akibat dari pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan dan terus-menerus. Sekitar 50% nitrogen,40% - 75% potassium, dan 5% - 25% fosfat  mengendap di lahan pertanian, pada tubuh perairan, dan airtanah (Salikin, 2003).
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik atau hasil industri dan mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman. Berdasarkan jumlah jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik ini dibagi dalam beberapa golongan, yaitu: (1). Pupuk tunggal : yaitu pupuk yang mengandung satu jenis unsur hara, misalnya urea (mengandung unsur N); TSP (mengandung unsur P) dan KCL (mengandung unsur K). (2). Pupuk majemuk; yaitu pupuk yang mengandung unsur N, P dan K sekaligus. Contohnya adalah Amofos (mengandung unsur dan P), Nitroposka (mengandung unsur N, P dan K). Berdasarkan jenis hara utama yang dikandung, pupuk anorganik dibagi dalam beberapa golongan, yakni : pupuk nitrogen, pupuk fosfor dan pupuk kalium (Suryati, 2009).
Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik (pupuk kandang, kompos, guano). Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit (Ca3(PO4)2). Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup seperti tanaman, hewan dan manusia, serta kotoran hewan. Pupuk Organik umumnya lebih unggul dibandingkan pupuk anorganik (Marsono, 2000).
Penambahan bahan organik ke tanah diharapkan dapat memperbaiki kualitas fisika tanah, meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah, meningkatkan kemampuan tanah menahan air-tersedia dan mampu memperbaiki pertumbuhan tanaman (Zulkarnain et al., 2013) Pupuk organik adalah pupuk yang dapat berbentuk padat atau cair yang berasal dari tanaman dan atau hewan. Digunakan pupuk organik sebagai alternatif dari penggunaan pupuk anorganik, karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, pupuk organik secara ekonomis jauh lebih terjangkau dari pupuk anorganik, sehingga dapat mengurangi biaya produksi pertanian. Digunakan pupuk organik berbentuk cair, yaitu cairan lumpur dari kotoran sapi yang telah melalui proses fermentasi dari digester dengan terlebih dahulu dipisahkan antara padatan dan cairan atau disebut dengan sludge. Sludge dapat memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan produksi tanaman, karena mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman (Hartono, 2014).

III. METODOLOGI
Praktikum acara III yang berjudul Metode Pemupukan, Sifat Pupuk dan Pembuatan Lubang Biopori dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 6 November 2015 di Labotatorium Kimia Tanah dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Bahan-bahan yang digunakan adalah berasal dari pupuk tunggal pupuk N (urea, ZA), pupuk P(SP-36), pupuk K (KCL), sampah organik. Alat-alat yang yang digunakan adalah alat tulis, paralon yang sudah dilubangi dan kamera digital.
Pada praktikum metode pemupukan praktikan mempraktikan salah satu metode pemupukan pada lahan lalu direkam menggunakan kamera digital lalu dilaporkan dalam bentuk video. Pada praktikum sifat pupuk yaitu mengamati berbagai macam jenis pupuk yang tersedia, kemudian dicatat/digambar/difoto. Dengan mencantumkan sifat-sifat pupuk yaitu sifat fisik : bentuk, ukuran, warna, higroskopisitas, kadar lengas dan BV. Sifat kimia : senyawa kimia, kadar hara, sifat fisiologis/kemasaman. Kemasan, produsen, tanggal pembuatan, tanggal kadaluwarsa. Aplikasi : cara dan takaran penggunaan serta keterangan lain yang diperlukan. Pada praktikum Pembuatan Biopori dilakukan pembuatan lubang pada tanah dengan kedalaman 100 cm dan lebar 10 cm. lalu lubang tersebut diisi paralon yang sudah dilubang-lubangi dan diisi sampah organic. Setelah itu sampah organic atau kompos diganti setiap pergantian musim.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
1.      Pupuk NPK Hidro Complex Partner
a.       Sifat fisik : berbentuk butiran, berwarna hijau, ukuran 12-11-18(S), memiliki higroskopisitas.
b.      Sifat kimia : senyawa kimia :
N 12% (NH4 7,3%, NO3 5,1%), P2O5 11%, K2O 18%, MgO 3%, S 8%, Fe 0,35%, Zn 0,02%, Mn 0,02%, dan B 0,015%.
Sifat fisiologis : asam.
c.       Kemasan : Plastik.
d.      Produsen : PT. Merauke Tetap Jaya.
e.       Aplikasi : Foliar application dan Broadcasting.
f.       Keterangan : Disimpan di tempat yang kering.
2.      Pupuk Cair Permata Hijau
a.       Sifat fisik : berbentuk cair, berwarna ungu, ukuran 1000cc.
b.      Sifat kimia : senyawa kimia : N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Cu, Zn, B, Co, Mo.
Sifat fisiologis : tidak diketahui.
c.       Kemasan : botol
d.      Produsen : PT. Surya Cipta Perkasa
e.       Aplikasi : Foliar dan Fertigasi
3.      Pupuk Kalsium Nitrat/CN-G
a.       Sifat fisik : Higroskopisitas 100% larut dalam air, berbentuk butiran, ukuran butir 5mm, berwarna putih.
b.      Sifat kimia : sennyawa kimia :
N 15,5%, NO3 –N 14,4%, NH4 – N 1,1%, P2O5 0%, K2O 0%, CaO 26,5%.
Sifat fisiologis : basa
c.       Kemasan : plastik.
d.      Produsen : CV. Saprotan Utama Semarang
e.       Aplikasi : Foliar
4.      Nutrisi Organik Super
a.       Sifat fisik : berbentuk cair, warna tidak diketahui.
b.      Sifat kimia : senyawa kimia : N 27979ppm, P 56895ppm, K 49422ppm, Ca 284ppm, S 106ppm, Mn 5ppm, Zn 3ppm, Mo 2,6ppm, Na 2381ppm, Cl 3556ppm, Co 0,04ppm, Mg 249ppm, Fe 10,5ppm, Cu 0,04ppm.
Sifat fisiologis : asam.
c.       Kemasan : botol
d.      Produsen : CV. Permata Alam
e.       Tahun pembuatan : 2007
f.       Aplikasi : Palawija : semprot, hortikultura : foliar.
5.      Gandasil B
a.       Sifat fisik : berbentuk kristal, ukuran 500gr, ada higroskopisitas.
b.      Sifat kimia : senyawa kimia :
N 6% N total, P 20% P2O5, K 30% K2O, Mg 3% MgSO4
Sifat fisiologis : asam
c.       Kemasan : plastik
d.      Produsen : PT. Kalathan
e.       Aplikasi : Foliar
f.       Keterangan : mengandung Mn, B, Cu, Co, Zn

B.     Pembahasan
1.      Metode Pemupukan
Pemupukan adalah menambah unsur hara ke dalam tanah maupun tanaman. Pemupukan bertujuan untuk memelihara atau memperbaiki kesuburan tanah.Para petani menggunakan pupuk karena pupuk merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panennya serta untuk memenuhi unsur hara pada tanah. Pemupukan pada umumnya bertujuan untuk memelihara atau memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan zat-zat kepada tanah yang langsung atau tak langsung dapat menyumbangkan unsur hara pada tanaman.
            Pemupukan dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari bentuk pupuk tersebut, kondisi dan letak geografis lahan, jarak tanam dan tujuan yang hendak dicapai dari pemupukan tersebut. Untuk menentukan cara pemupukan yang tepat maka harus memperhatikan jenis tanaman yang dibudidayakan, kondisi tanah, dan luas areal lahan. Pemupukan yang dilakukan adalah dengan metode  Fertigation ialah metode yang dilakukan dengan bantuan mengencerkan pupuk dengan air yang kemudian langsung disiramkan ke media tanam. Keuntungan dari metode ini adalah pupuk yang lebih terserap merata di dalam tanah yang pada nantinya akan membuat tanah lebih subur,selain itu dengan metode ini pupuk akan terpegang langsung oleh tanah. Sedangkan kerugian dari penggunaan metode ini adalah pupuk akan lebih mudah hilang yang dapatdiakibatkan oleh pencucian hara atau penyiraman yang berlebihan. Selain itu penguapan yang besar dapat membawa pupuk menguap ke udara sehingga pemupukan menjadi tidak efektif.Dalam melakukan pemupukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar pemupukan dapat sesuai dengan yang diharapkan. Faktor-faktor yang memperngaruhi pemupukan antara lain:
1.Tanah             :kondisi fisik (kelerengan, jeluk mempan perakaran, retansi lengasdan aerasi), kondisi kimiawi (retensi hara tersedia, reaksi tanah, bahanorganik tanah,sematan hara,satus dan imbangan hara), kondisi biologis(patogen dan gulma)
2. Tanaman      : jenis, umur, dan hasil panenan yang diharapkan.
3. Pupuk          :sifat, mutu, ketersediaan dan harga.
4. Iklim            :temperatur, curah hujan, panjang penyinaran dan angin.

Berikut adalah cara pemupukan yang biasa digunakan sebagai berikut :
1.      Penyebaran (broadcasting)
Dengan cara ini pupuk ditebarkan pada permukaan tanah, misalnya pada lahan sawah. Pemupukan dilakukan sebelum tanam (waktu pembajakan/ penggaruan/ pengolahan tanah) sebagai pupuk dasar, atau sesudah tanam sebagai pupuk susulan, kemudian diinjak-injak, fungsi dari penginjakan adalah agar pupuk tersebut cepat terbenam dan meresap kedalam tanah. Metode pemupukan broadcasting Dapat dibedakan:
a. Top dressing       :Pupuk ditebarkan merata ke seluruh permukaan tanah atau menurut alur yang tersedia. Untuk lahan yang sudah ditanami, jika permukaan tanaman basahatau lembab cara ini harus ditunda, karena dapat menyebabkan plasmolisis daun. Kerusakan akan meningkat pada dosis yang lebih besar, terutama pupuk N dan K.
b. Side dressing     :Pupuk ditebarkan di samping alur benih atau tanaman. Metode broadcasting cocok dilakukan untuk lahan sawah atau tanaman dengan jarak tanaman yang rapat, perakaran merata pada tanah bagian atas (top soil) dan pupuk diberikan pada jumlah yang besar.
Metode broadcasting cocok dilakukan untuk lahan sawah atau tanaman dengan jarak tanam yang rapat, perakaran merata pada tanah bagian atas (top soil) dan pupukdiberikan dalam jumlah yang besar.cara ini mudah dilakukan, hemat beaya dan tenaga, pemberian pupuk agak berlebih tidak berdampak buruk bagi tanaman. Namun kerugian yang harus ditanggung adalah kontak pupuk dengan tanah besar, sehingga penyematanhara khususnya P oleh tanah akan lebih besar, pada tanah alkalis dan kering sebagian Nakan hilang menguap dalam bentuk ammonia (NH3), juga pertumbuhan gulma akani kut terpacu.
2.      Ring Placement
Ring placement merupakan cara pemupukan dengan membenamkan pupuk kedalam tanah di sekeliling tanaman. Cara ini umumnya berlaku bagi tanaman tahunan, seperti cengkeh, buah-buahan. Di sini lubang pemupukan dibuat lebih dulu sedalam 30 cm yang letaknya persis di bawah tajuk sekitar batang. Ke dalam lubang tersebut kita masukkan pupuk lantas ditutup dengan tanah, bagi tanaman muda, cukup dibuat lubang sejauh 10 cm dari batang dan setelah pupuk masuk baru ditutup dengan tanah. Biasanya cara ini dilakukan untuk memberi pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan cepat dan perakaran yang terbatas, disarankanmenggunakan cara ini. Keuntungan yang diperoleh dari metode ini adalah kontak pupuk dengan tanah dapat dikurangi, sehingga penyematan hara dapat ditekan, pengambilan hara oleh tanaman lebih mudah, terutama bagi tanaman dengan perakaran terbatas, Residual effect (efek residu dari penggunaan pupuk) dari pupuk lebih besar, serta kehilangan hara dapat dikurangi. Kerugiannya, diperlukan tenaga yang cukup banyak karena cara pemupukan yang tidak simpel dan dilakukan per satu tanaman sehingga memakan waktu yang cukup lama.Metode ini efektif digunakan untuk tanah yang kurang subur, lahan kering, jarak tanam renggang perakaran sedikit, tanaman tahunan, jumlah pupuk sedikit, pupuk tablet, dan terutama pupuk P dan K.
3.      Spot Placement
Spot placement merupakan cara pemupukan yang biasanya dilakukan dengan caramenempatkan pupuk ke dalam lubang disamping tanaman, kiar-kira sedalam 10–15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan mengggunakan alat tugal. Kemudian setelah pupuk dimasukkan,tutup kembali dengan tanah untuk menghindari penguapan. Cara ini dapat dilakukan di samping kiri atau kanan baris tanaman atau disekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini adalah pupuk slow release, pupuk tablet, serbuk, ataupun granuler. Kelebihan dari cara pemupukan ini yaitu bila pupuk yang diberikan dalam jalur atau lubang dekat tanaman muda, maka tanaman tersebut akan mendapat hara yang cukup pasti. Hal ini akan mendorong pertumbuhan tanaman pada tingkat awal sehingga memungkinkan tanaman dapat disiang lebih awal, pemberantasan gulma lebih awal, dan kehilangan P dan K karena penyematan dapat berkurang. Pemupukan dengan cara ini akan lebih banyak hara yang diserapoleh tanaman. Sedangkan kerugiannya apabila penempatan pupuk didekat benih yang sedang bersemidapat menyebabkan kerusakan tanaman muda karena kepekatan yang tinggi dari garam yanglarut, terutama bila pupuk diberikan terlalu dekat pada benih atau tanaman.
4.      Fertigation (fertilizing-irrigation)
Dengan cara ini kita melakukan pengairan sekaligus memupuk tanaman. Pengairan dapat secara sederhana yakni air saluran yang dimasukkan ke lahan,atau irigasi modern menggunakan tangki bertekanan. Pupuk yang digunakan dapat berupa cairan atau pupuk padat yang dilarutkan dalam air. Pupuk yang sering digunakan adalah ammonia, asam fosfat dan KCl. Cara ini biasanya diterapkan untuk usaha yang komersial terutama di wilayah padang pasir atau perbukitan.
5.      Foliar Aplication Foliar application
Merupakan cara pemupukan tanaman dengan menyemprotkan larutan nutrisi ke tanaman melalui permukaan daun. Banyak unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman melalui daun. Penyerapan unsur hara melalui daun ini ternyata lebih cepat dan lebihsempurna. Oleh karena itu, banyak dikembangkan penggunaan pupuk dengan cara penyemprotan hara makro melalui daun. Cara ini digunakan untuk melengkapi pemberian pupuk melalui tanah untuk mengatasi dengan segera gejala kekahatan yang muncul, terutama hara mikro dan hara yang immobile dalam tubuh tanaman. Hara masuk ke dalam tubuh tanaman melalui mulut stomata secara difusi atau osmosis.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
Larutan harus encer (< 0,5 %), dan kadar biuret pada urea harus < 25, Tegangan larutan harus rendah sehingga kontak permukaan daun lebih besar, biasanyaditambahkan zat perekat.
Kondisi lingkungan cuaca yang harus memungkinkan Penyemprotan pupuk ini sebaiknya diusahakan mengenai permukaan daun bagian bawah. Hal ini karena stomata atau mulut daun lebih banyak berada di permukaan bawah daun.Dengan demikian penyerapan hara ke dalam tanaman akan lebih efektif dan efisien.Beberapa kerugian dalam penggunaan pupuk dengan secara penyemprotan melalui daun, yakni :
Apabila larutan terlalu pekat, daun dapat terbakar karena mengalami plasmolisis batas.
Hara yang dapat diberikan pada setiap pemberian rendah, sehingga perlu diberikan beberapa kali untuk dosis pupuk sedang dan tinggi.
Biaya per satuan tanaman tinggi, meskipun digabungkan dengan keperluan lainnya, misalnya bersama–sama dengan pestisida. Keuntungan pengunaan pupuk ini antara lain respon terhadap tanaman sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu tidak menimbulkan kerusakan sedikitpun pada tanaman, dengan catatan aplikasi dilakukan dengan benar. Penyemprotan idealnya dilakukan pada pagi hari atau pada sore hari karena bertepatan dengan saat membukanya stomata. Penyemprotan diprioritaskan pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Tidak disarankan penyemprotan dilakukan pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun terbakar.
6.      Injection
Metode ini dilakukan dengan cara menyuntikkan larutan pupuk secara langsung ke batang tanaman. Pemupukan dengan cara ini memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, keunggulan tersebut adalah memberikan efek langsung ke warna daun tanaman. Sedangkan kelemahannya adalah terganggunya kesehatan pada tanaman yakni timbulnya patogen dan hama, dapat menyebabkan batang membelah, pembusukan dan cacat structural serta berbahaya bagi pohon dalam kondisi buruk. Adapun yang lain pohon yang disuntikan batangnya maka akan menjadi lebih rentan terhadap hama serangga, dikarenakan kandungan nitrogen pada daun meningkat. Metode ini digunakan pada musim kemarau dengan tujuan agar lebih efisien dalam penggunaan pupuk.

2.      Sifat Pupuk
Pupuk menurut pengertian umum adalah bahan yang diberikan kepada komplek tanah tumbuhan supaya langsung atau tidak langsung dapat menambah zat makanan tanaman yang tersedia dalam tanah. Sedangkan dalam arti sempit pupuk adalah bahan yang ditambahkan dalam kompleks pertukaran tanah-tanaman untuk memperlengkapi keadaan makanan dalam tanah yang tidak cukup mengandung unsur makanan tambahan (Sastrosoedirjo dan Rifai, 1979). Pupuk adalah setiap bahan yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud untuk menambah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Pengertian lain dari pupuk adalah sutu bahan yang diberikan ke dalam tanah atau tanaman dengan maksud untuk mengubah kondisi fisik, kimia, dan hayati dari tanah dan atau tanaman sehingga sesuai dengan tuntutan tanaman.
Fungsi pupuk terhadap kesuburan tanah adalah untuk menambah dan menyuburkan tanah, apalagi pupuk sekarang sudah menggunakan unsur hara, humus, dan bahan organik yang dapat mengakibatkan dampak jangka panjang bagi kesuburan tanah. Pupuk menyediakan nutrisi bagi tanah, secara kimia tanah yang diberi pupuk akan mengalami perbaikan struktur tanah. Menghidupkan kembali jasad renik yang ada pada tanah. Pupuk organik dirancang agar ramah lingkungan. Merangsang tanaman agar tumbuh bagus. Melindungi tanaman dari hama dan penyakit.
Berdasarkan pada proses terjadinya, pupuk dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu:
1.      Pupuk Buatan: Adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu bahan kimia (anorganik) dengan kadar hara yang tinggi.  
2.      Pupuk Alam: Adalah pupuk yang terjadi dari akibat mekanisme alam terhadap bahan-bahan alami melalui proses degradasi dan dekomposisi.
Berdasarkan pada kandungan kimia dari bahan pupuknya pupuk dapat digolongkan menjadi 2, ke 2 golongan pupuk tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Pupuk Organik: Yaitu pupuk yang terdiri dari senyawa-senyawa organik seperti C, H, dan O. 
2.      Pupuk Anorganik: Yaitu pupuk yang tersusun atas senyawa-senyawa anorganik.
Pupuk berdasarkan kandungan unsur haranya dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1.      Pupuk tunggal, yaitu pupuk yang hanya mengandung satu macam unsur hara (misalnya : Urea, ZK, dan TSP). 
2.      Pupuk majemuk, yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu macam unsur hara (misalnya : DAP).
Nilai suatu pupuk ditentukan oleh sifat-sifatnya, dan sifat – sifat itu adalah sebagai berikut :
1.      Kadar unsur. Pada dasarnya makin tinggi kadar unsur, makin baik atau makin tinggi nilainya. Kadar ini dinyatakan dalam %. 
2.      Higroskopisitas (kemampuan menyerap air). Jika pupuk menyerap atau menarik air maka akan mengakibatkan menjadi basah, melunak, mencair, mengering maka akan mengeras 
3.      Kelarutan. Hal ini menentukan mudah tidaknya unsur itu diserap oleh tanaman. Biasanya pupuk yang mengandung unsur N dan K mudak sekali larut dalam air, sedangkan pupuk P biasanya sukar larut dalm air. 
4.      Kemasaman (pH). Pupuk ada yang beraksi asam, basa, dan netralis. 
5.      Kecepatan bekerjanya. Yaitu waktu yang diperlukan dari pemupukan sampai diserap tanaman. Ada yang cepat diserap, sedang dan lambat.
Higroskopisitas adalah mudah tidaknya pupuk menyerap uap air yang ada di udara. Pupuk yang higroskopis kurang baik karena mudah menjadi basah atau mencair bila tidak tertutup.  Bila kelembapan udara menurun, pupuk dapat menjadi kering kembali tetapi terjadi bongkah-bongkah yang keras. Pada suhu udara rata-rata berbagai jenis pupuk mulai menarik uap air pada kelembapan nisbi udara lebih dari 50 %. Di Indonesia kelembapan nisbi udara rata-rata sekitar 80 %, sehingga pupuk yang mudah menarik air (higroskopis) seperti urea akan menjadi rusak kalau tidak disimpan dengan baik.  Untuk mengurangi higroskopisitas tersebut biasanya pupuk dibuat menjadi butir-butiran sehingga luas permukaan yang menarik air menjadi berkurang.   Kadang-kadang butiran tersebut juga diberi lapisan penahan air, yang hanya dapat menyerap air jika kadar air cukup banyak.
SNI pupuk merupakan standar yang ditetapkan pemerintah dalam proses produksi pupuk sehingga produk yang dihasilkan memberikan jaminan keamanan maupun keselamatan bagi penggunanya. Pengujian SNI terdiri dari dua tahap yaitu uji standar mutu pupuk dan uji efektivitas. Uji standar mutu pupuk merupakan analisis kimiawi pupuk sebagai syarat industri sedangkan uji efektivitas merupakan uji data respon tanaman terhadap pupuk tersebut. Pemerintah memberlakukan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib komoditas pupuk untuk melindungi konsumen dan mengantisipasi masuknya pupuk impor bermutu rendah. Penerbitan SNI wajib pupuk tersebut juga dimaksudkan untuk mendukung program ketahanan pangan nasional. SNI wajib tersebut wajib dipenuhi produsen dan importir menyusul diterbitkannya Permenperin No. 19/M-IND/ Per/2/2009 tentang Pemberlakuan SNI Pupuk Secara Wajib. Aturan baru ini mencakup tujuh jenis pupuk yakni urea (HS No. 3102.10.00.00), amonium sulfat (ZA/HS 3102.21), NPK padat (HS 3105.20), super fospat (SP-36/HS 3103.10.90.00), tripel superfospat (TSP/HS 3103.10.00.00)), pupuk fospat alam untuk pertanian (HS 3103.90.90) dan kalium klorida (KCI/3104.20.00.00).
Banyaknya keragaman sifat pupuk sehingga diperlukan adanya SNI (Standar Nasional Indonesia) sebagai acuan untuk memilih jenis pupuk yang sesuai dengan kebutuhan dan ramah lingkungan.Pemerintah berkeinginan meningkatkan mutu pupuk guna peningkatan keberhasilan ketahanan pangan dan juga berupaya untuk menjaga mutu dan ketersediaan pupuk, serta menciptakan persaingan usaha yang sehat serta memberikan perlindungan kepada konsumen dengan memelihara kelestarian lingkungan. Bila pemerintah menemukan ada pupuk dari impor yang tidak memenuhi ketentuan SNI wajib maka dilarang masuk ke daerah Indonesia dan akan direekspor atau dimusnahkan, sedangkan pupuk hasil produksi dalam negeri bila tidak memenuhi SNI wajib juga dilarang peredarannya, sehingga dengan adanya SNI wajib terhadap pupuk ini kualitas pupuk nasional dapat terlindungi. Setiap perusahaan yang memproduksi atau mengimpor pupuk wajib menerapkan SNI dan memiliki Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT-SNI). Bila pemerintah menemukan ada pupuk impor yang tidak memenuhi ketentuan SNI wajib, pupuk tersebut dilarang masuk ke wilayah Indonesia dan akan dikembalikan atau dimusnahkan. Bila ada pupuk hasil produksi dalam negeri yang tidak memenuhi SNI, pupuk tersebut juga dilarang untuk diperdagangkan. Adanya SNI pupuk berfungsi untuk melindungi konsumen, agar konsumen mendapat pupuk dengan kualitas yang layak dan mencegah adanya produk pupuk bermutu rendah, serta menjaga kelestarian lingkungan.
Penerapan SNI bertujuan untuk menjaga kualitas pupuk sehingga konsumen dan kelestarian alam terlindungi dari bahaya kelebihan senyawa yang terkandung dalam pupuk. Standar tersebut juga berfungsi untuk melarang masuknya pupuk impor berkualitas rendah sehingga meningkatkan ketahanan pangan nasional. Sebagai contoh untuk SNI pupuk urea telah diatur sedemikian rupa sehingga memiliki spesifikasi sebagai berikut kadar air maksimal 0,50%, kadar Biuret maksimal 1%, kadar nitrogen minimal 46%, bentuk butiran tidak berdebu, warna putih, dikemas dalam kantong.
Manfaat dengan diterapkannya SNI antara lain (Novizan, 2002) :
1.      Melindungi konsumen serta mengantisipasi masuknya pupuk impor dengan mutu yang rendah.
2.      Produk pupuk semakin terjamin kualitasnya karena SNI Wajib juga merupakan cara melindungi kualitas pupuk nasional.
3.      Penggunaan pupuk dijamin kualitasnya oleh pemerintah.
Berdasarkan pupuk-pupuk buatan yang telah kami amati, menurut kami yang lebih efisien adalah pupuk cair, yaitu Pupuk Permata Hijau dan Pupuk Nutrisi Organik Super. Pupuk-pupuk tersebut diaplikasikan dengan cara foliar, sehingga akan lebih cepat sampai pada jaringan tanaman karena aplikasi cara tersebut dikenai langsung pada bagian mulut daun atau stoma. Pupuk cair yang akan digunakan tinggal diencerkan dengan konsentrasi tertentu sesuai dosis dan mudah dihomogenkan setelah pengenceran. Aplikasinya lebih mudah karena tinggal disemprotkan ke bagian daun yang banyak memiliki stomata, yaitu bagian bawah daun.
3.     Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB)
Biopori adalah lubang atau rongga di dalam atau diatas permukaan tanah yang terbentuk secara alami atau buatan. Secara alami, biopori terbentuk akibat adanya gerakan akar tanaman atau fauna tanah seperti rayap, semut, cacing tanah dan lain-lain. Sedangkan secara buatan, biopori dapat dibuat dengan menggunakan suatu alat dengan kedalaman antara 80 cm-100 cm dan diameter 10 cm-30 cm. Sedangkan lubang resapan biopori adalah suatu teknologi penyerapan air ke tanah secara sederhana yang dikembangkan oleh manusia. Teknologi biopori berfungsi untuk meresapkan air ke dalam tanah sehingga air tidak menggenang di permukaan tanah. Selain itu, lubang penampang biopori juga bisa digunakan untuk membuat kompos dengan cara memasukkan sampah organik ke dalam lubang penampang biopori.
Biopori mempunyai beberapa fungsi dan manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut ini :
1.      Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
2.      Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
3.      Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
4.      Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
5.      Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
6.      Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
7.      Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.
Sampai saat ini belum ditemukan apa yang menjadi kelemahan lubang biopori itu. Sampah organik yang ada pada lubang biopori dirasa tidak akan mengganggu karena cepat diuraikan. Sampah akan sulit diuraikan jika lubang resapan terlalu besar dan tidak disebar. Karena itu sampah harus disebarkan, jangan hanya berada disatu tempat. Hasilnya itu juga bisa dijadikan kompos.
Cara Membuat Biopori
1.                    Siapkan alat dan bahan 
o   Bor 

source : madiunberkebun.files.wordpress.com
o         Pipa berdiameter 10-30 cm 
source : productsdb.com
o         Sampah organik (daun, rumput, dll)
1.      Carilah tempat yang sesuai untuk membuat Lubang Resapan Biopori (seperti : tanaman, halaman, atau pekarangan rumah)
2.      Mulailah membuat lubang vertikal berdiameter 10-30 cm dengan kedalaman 100 cm menggunakan bor
3.      Setelah terbentuk lubang, masukkan pipa ke dalam lubang.Pemasangan pipa ini bertujuan untuk mencegah terjadinya longsor di dalam lubang penampang resapan biopori 
4.      Masukkan sampah organik ke dalam lubang penampang Biopori. Sampah organik mengundang datangnya mikroba yang berujung pada terbentuknya Biopori. Sampah organik juga bisa dipanen sebagai pupuk kompos setelah beberapa lama dipendam.
5.      Tepi lubang dapat dipekuat dengan semen jika perlu. 







Cara Kerja Lubang Resapan Biopori
source: biopori.com
Setelah kita membuat lubang penampang biopori. Mikroba yang berada di sekitar lubang penapang biopori akan tertarik dengan aroma sampah yang ada di dalam lubang penampang. Aktivitas mikroba tersebut mengakibatkan terbentuknya lubang-lubang halus di sekitar lubang penampang. Lubang-lubang halus inilah yang disebut Biopori. Ketika hujan, air akan memenuhi lubang penampang. Kemudian air akan menyebar ke segala arah melalui lubang-lubang kecil. Dengan demikian air yang terserap lebih banyak, dan resiko terjadinya banjir pun dapat diperkecil. Ketersediaan air tanah juga terjamin. Dan nilai guna air akan semakin tinggi.



V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1.      Cara-cara pemupukan tanaman antara lain : Broadcasting, ring placement, spot placement, fertigation, injection, dan foliar application.
2.      Berdasarkan koleksi yang sudah ada, kami mengenal sifat pupuk antara lain pupuk berfase padat dan fase cair, pupuk bereaksi fisiologis asam dan pupuk bereaksi fisiologis basa, pupuk dengan kandungan hara makro dan hara mikro, semuanya merupakan pupuk buatan.
3.      Secara umum fungsi dan manfaat biopori adalah untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan mekanisme adanya lubang-lubang dalam tanah yang membuat sirkulasi air dan udara tanah menjadi lebih lancar, sehingga tanah lebih subur, dan lebih baik dalam mendukung pertumbuhan tanaman.
B. Saran
Dalam melaksanakan pemupukan perlu diperhatikan kondisi tanaman dan kondisi lingkungan selain itu juga memperhatikan 4T (tepat cara, tepat dosis, tepat waktu, tepat jenis). Pertimbangan pemupukan perlu dilakukan dengan sebaik mungkin untuk mendapatkan manfaat yang paling efektif dan efisien dari pupuk yang diaplikasikan.



DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiari, M. R., O. Ghahraei., D. Ahmad., A. R. Yazdanpanah., and A. M. Jafari. 2014.
Selection of fertilization method and fertilizer application rate on corn yield. Agriculture English International CIGR Journal 16 (2): 10-14.
Hartono, R., R. Wirosoedarmo., L. D. Susanawati. 2014. Pengaruh teknik dan dosis
pemberian pupuk organic dari Sludge Bio-Digester terhadap prosuksi tanaman jagung (Zea mays L.) varietas bima. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan 1 (2): 1-5.
Marsono. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Penerbit PT Agromedia Pustaka, Jakarta.
Rosmarkam, A. dan N. W. Tuwono. 2013. Ilmu Kesuburan Tanah. Edisi ke-8. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Salikin, K.A. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Sosrosoedirdjo, R. S. dan Tb. B. Rifai. 1979. Ilmu Memupuk. CV Yasaguna. Jakarta.
Sukamto, H. 2010. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia. Jakarta.




LAMPIRAN

Pupuk-Pupuk yang diamati di laboratorium

Description: 1447280719130.jpg Description: 1447280856747.jpg Description: 1447280859165.jpg
Pupuk permata hijau                           Gandasil B                              Pupuk NPK Partner

Description: 1447280861616.jpg Description: 1447280863748.jpg
Nutrisi Organik Tanaman                    Pupuk Kalsium Nitrat

Pengamatan Lubang Resapan Biopori

Description: 1447280715076.jpg Description: 1447280717333.jpg