LAPORAN PRAKTIKUM
KESUBURAN, PEMUPUKAN, DANKESEHATAN TANAH
ACARA III
METODE PEMUPUKAN DAN SIFAT PUPUK
Disusun
oleh:
1.
|
Cygni Sina
Centauri
|
13166
|
2.
|
Vedha Trya
Sugijarta
|
13253
|
3.
|
Agoes Mesak
Fitowin
|
13272
|
4.
|
Pratiwi
Lorosaputri
|
13304
|
5.
|
Nadia Tiara Putri
R.
|
13315
|
LABORATORIUM KESUBURAN DAN KIMIA TANAH
JURUSAN
TANAH
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
ABSTRAK
Praktikum Acara III yang dilakukan ini terdiri dari beberapa bagian yaitu
Metode pemupukan, sifat tanah dan pembuatan lubang biopori. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat sore, 06 November 2015 bertempat di Laboratorium Kesuburan
Dan Kimia Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan
kesuburan tanah.
Pemupukan merupakan penambahan suatu bahan yang ditambahkan ke dalam tanah yang
diaplikasikan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah.
Metode pemupukan
terdiri dari 5 cara yakni, Metode broadcasting, ring placement, spot placement,
foliar application dan fertigation. Sedangkan Sifat-sifat pupuk yang penting
adalah sifat fisik (bentuk, ukuran, warna), sifat kimia (senyawa kimia
dan kadar hara), higroskopisitas, kelarutan, kemasaman, cara bekerjanya,
aplikasi dan dosis. Faktor yang diamati yaitu pupuk dan brosur yang
tersedia kemudian dicatat mengenai sifat pupuk (ukuran butir, warna,
higroskopisitas, kadar lengas, dan BV), sifat kimia (senyawa kimia, kadar hara,
sifat fisiologis atau kemasaman), kemasan, produsen, tanggal pembuatan, tanggal
kadaluarsa, aplikasi (cara dan takaran penggunaan), dan keterangan lain yang
diperlukan, Lalu lubang biopori. Biopori merupakan ruangan atau pori-pori dalam
tanah yang dibentuk secara alami dengan adanya aktivitas makhluk hidup di dalam
tanah seperti, akar tanaman, cacing, rayap dan mikroorganisme lainnya. Lubang
resapan biopori merupakan lubang yang
digali vertikal ke dalam tanah berbentuk slindris, dengan kedalaman tertentu.
Kata kunci : pupuk, biopori.
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masalah kesuburan
tanah merupakan masalah yang sangat penting dalam pertanian karena tanah
merupakan media tumbuh tanaman. Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah
meendukung pertumbuhan tanaman dengan baik. Tanah yang selalu dipakai
bercocoktanam akan berkurang kesuburannya seiring berjalannya waktu jika tanpa
diberi masukan. Masukan yang tidak lain adalah pupuk secara umum dapat
memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan kesuburannya. Pupuk secara umum
adalah bahan yang ditambahkan untuk memperbaiki kondisi tanah dalam hal
mendukung pertumbuhan tanaman. Terdapat banyak cara pemupukan tanaman dan sifat pupuk karena semakin hari
semakin dikembangkan cara dan komposisi pemupukan agar sesuai dengan kebutuhan
tanaman dan efisiensi bagi petani. ada pupuk yang dibedakan atas dasar
aplikasinya, bentuknya, kandungannya, dan lain-lain. Hal ini mengharuskan kita
mengetahui berbagai metode pemupukan, jenis-jenis, dan sifat-sifatnya supaya
tidak salah memberi rekomendasi pemupukan bagi petani khususnya.
Pupuk dalam arti luas yaitu suatu bahan yang digunakan untuk
mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi
pertumbuhan tanaman. Banyak pupuk yang tersedia di pasaran dan perlu untuk kita
ketahui baik itu yang tergolong pupuk organik maupun pupuk
an-organik. Kedua jenis pupuk tersebut tentunya memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Untuk lebih mengenal berbagai jenis pupuk dan metode pemupukan tersebut maka kami perlu
mengenal berbagai cara pemupukan tanaman dan sifat-sifat pupuk, baik sifat
fisik maupun kimia. Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang metode
pemupukan,sifat pupuk dan pembuatan lubang biopori.
B. Tujuan
1.
Mengenal berbagai cara
pemupukan tanaman dan membuat dokumentasi dalam bentuk digital.
2.
Mengenal berbagai jenis
pupuk dan mencirikan sifat-sifat pupuk berdasarkan koleksi yang sudah ada.
3.
Mengerti fungsi dan
manfaat biopori dalam proses peningkatan kualitas kesuburan tanah serta dapat
mengaplikasikannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman-tanaman membutuhkan 17 nutrisi untuk
melengkapi siklus hidup mereka. Tanaman penting nutrisi dibagi menjadi kelompok
makro dan mikronutrien. Makronutrien adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen
(O), nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan
sulfur (S). Mikronutrien termasuk seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan
(Mn), boron (B), molibdenum (Mo), klorin (Cl), dan nikel (Ni). Selanjutnya,
esensialitas dari silikon (Si), natrium (Na), vanadium (V), dan kobalt (Co)
dianggap dimiliki oleh tanah tetapi belum ada kepastian akan pendapat tersebut
(Fageria et al., 2010). Makronutrien
diperlukan dalam lebih tinggi jumlah dibandingkan dengan mikronutrien. Namun,
sudut pandang esensialitas tanaman, semua nutrisi sama-sama penting untuk
pertumbuhan tanaman. Pertama tiga makronutrien (C, H, dan O) yang dipasok ke
pabrik melalui udara dan air. Oleh sebab itu ketersediaan unsur tersebut bagi
tanaman tidak menjadi masalah. Sisanya 14 nutrisi harus tersedia dalam media
pertumbuhan tanaman dalam jumlah dan proporsi yang memadai untuk pertumbuhan
tanaman (Bakhtiari et al., 2014)
Pupuk adalah
bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk
menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan pupuk
umumnya diasarkan pada sumber bahan yang digunakan, cara aplikasi, bentuk, dan
kandungan unsur haranya. Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dibagi menjadi
dua yaitu pupukcair dan pupuk padat. Pupuk cair adalah larutanyang mudah larut
berisi satu atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman. Kelebihan pupuk
cair adalah dapat dmemberikan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman,
selain itu pemberiannya apat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan (sukamto,2010).
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk
mengubah sifat fisik, kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik
bagi pertumbuhan tanaman. Pengertian ini termasuk misalnya pemberian bahan
kapur dengan maksut meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin bersama
benih tanaman kacang-kacangan, dan pemberian urea dalam tanah yang miskin akan
meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Usaha-usaha tersebut dinamakan
pemupukan. Dengan demikian, bahan kapur, legin, dan urea disebut pupuk. Pada
pengertian khususnya pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau
lebih hara tanaman. Berdasarkan asalnya pupuk dibagi menjadi dua kelompok besar
yaitu pupuk alam dan pupuk buatan dan berdasarkan senyawa yang terkandung pupuk
juga dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu organik dan anorganik (Rosmarkam
dan Nasih, 2013).
Penggunaan pupuk anorganik menyebabkan
kandungan unsur-unsur hara dalam tanah meningkat dan hal tersebut dapat
membantu pertumbuhan tanaman dengan cepat serta meningkatkan produktivitas
pertanian. Produktivitas lahan pertanian yang meningkat tersebut hanya akan
berlangsung dalam waktu yang tidak lama, karena penggunaan pupuk anorganik
terus-menerus akan menyebabkan perubahan struktur tanah, pemadatan, kandungan
unsur hara dalam tanah menurun, dan
pencemaran lingkungan. Salah satu pengaruh penggunaan pupuk anorganik pada
usaha pertanian adalah akumulasi residu unsur –unsur kimia seperti N, P, dan K
dalam tanah akibat dari pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan dan
terus-menerus. Sekitar 50% nitrogen,40% - 75% potassium, dan 5% - 25%
fosfat mengendap di lahan pertanian,
pada tubuh perairan, dan airtanah (Salikin, 2003).
Pupuk
anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik atau hasil industri dan
mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman. Berdasarkan jumlah jenis unsur
hara yang dikandungnya, pupuk anorganik ini dibagi dalam beberapa golongan,
yaitu: (1). Pupuk tunggal :
yaitu pupuk yang mengandung satu jenis unsur hara, misalnya urea (mengandung
unsur N); TSP (mengandung unsur P) dan KCL (mengandung unsur K). (2). Pupuk majemuk; yaitu pupuk yang
mengandung unsur N, P dan K sekaligus. Contohnya adalah Amofos (mengandung
unsur dan P), Nitroposka (mengandung unsur N, P dan K). Berdasarkan jenis hara
utama yang dikandung, pupuk anorganik dibagi dalam beberapa golongan, yakni :
pupuk nitrogen, pupuk fosfor dan pupuk kalium (Suryati, 2009).
Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa
organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik (pupuk kandang, kompos,
guano). Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat,
umumnya berasal dari batuan sejenis apatit (Ca3(PO4)2). Pupuk organik merupakan
pupuk yang berasal dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup seperti tanaman,
hewan dan manusia, serta kotoran hewan. Pupuk Organik umumnya lebih unggul
dibandingkan pupuk anorganik (Marsono, 2000).
Penambahan
bahan organik ke tanah diharapkan dapat memperbaiki kualitas fisika tanah,
meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah, meningkatkan kemampuan tanah
menahan air-tersedia dan mampu memperbaiki pertumbuhan tanaman (Zulkarnain et al., 2013) Pupuk organik adalah pupuk
yang dapat berbentuk padat atau cair yang berasal dari tanaman dan atau hewan.
Digunakan pupuk organik sebagai alternatif dari penggunaan pupuk anorganik,
karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, pupuk
organik secara ekonomis jauh lebih terjangkau dari pupuk anorganik, sehingga
dapat mengurangi biaya produksi pertanian. Digunakan pupuk organik berbentuk
cair, yaitu cairan lumpur dari kotoran sapi yang telah melalui proses fermentasi
dari digester dengan terlebih dahulu dipisahkan antara padatan dan
cairan atau disebut dengan sludge. Sludge dapat memperbaiki
pertumbuhan dan meningkatkan produksi tanaman, karena mengandung berbagai unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman (Hartono, 2014).
III. METODOLOGI
Praktikum
acara III yang berjudul Metode Pemupukan, Sifat Pupuk dan Pembuatan Lubang
Biopori dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 6 November 2015 di Labotatorium
Kimia Tanah dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Bahan-bahan yang digunakan adalah berasal
dari pupuk tunggal pupuk N (urea, ZA), pupuk P(SP-36), pupuk K (KCL), sampah
organik. Alat-alat yang yang digunakan adalah alat tulis, paralon yang
sudah dilubangi dan kamera digital.
Pada
praktikum metode pemupukan praktikan mempraktikan salah satu metode pemupukan
pada lahan lalu direkam menggunakan kamera digital lalu dilaporkan dalam bentuk
video. Pada praktikum sifat pupuk yaitu mengamati berbagai macam jenis pupuk
yang tersedia, kemudian dicatat/digambar/difoto. Dengan mencantumkan
sifat-sifat pupuk yaitu sifat fisik : bentuk, ukuran, warna, higroskopisitas,
kadar lengas dan BV. Sifat kimia : senyawa kimia, kadar hara, sifat
fisiologis/kemasaman. Kemasan, produsen, tanggal pembuatan, tanggal
kadaluwarsa. Aplikasi : cara dan takaran penggunaan serta keterangan lain yang
diperlukan. Pada praktikum Pembuatan Biopori dilakukan pembuatan lubang pada
tanah dengan kedalaman 100 cm dan lebar 10 cm. lalu lubang tersebut diisi
paralon yang sudah dilubang-lubangi dan diisi sampah organic. Setelah itu
sampah organic atau kompos diganti setiap pergantian musim.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1.
Pupuk
NPK Hidro Complex Partner
a.
Sifat
fisik : berbentuk butiran, berwarna hijau, ukuran 12-11-18(S), memiliki
higroskopisitas.
b.
Sifat
kimia : senyawa kimia :
N 12% (NH4 7,3%, NO3 5,1%), P2O5
11%, K2O 18%, MgO 3%, S 8%, Fe 0,35%, Zn 0,02%, Mn 0,02%, dan
B 0,015%.
Sifat fisiologis : asam.
c.
Kemasan
: Plastik.
d.
Produsen
: PT. Merauke Tetap Jaya.
e.
Aplikasi
: Foliar application dan Broadcasting.
f.
Keterangan
: Disimpan di tempat yang kering.
2.
Pupuk
Cair Permata Hijau
a.
Sifat
fisik : berbentuk cair, berwarna ungu, ukuran 1000cc.
b.
Sifat
kimia : senyawa kimia : N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Cu, Zn, B, Co, Mo.
Sifat fisiologis : tidak diketahui.
c.
Kemasan
: botol
d.
Produsen
: PT. Surya Cipta Perkasa
e.
Aplikasi
: Foliar dan Fertigasi
3.
Pupuk
Kalsium Nitrat/CN-G
a.
Sifat
fisik : Higroskopisitas 100% larut dalam air, berbentuk butiran, ukuran butir
5mm, berwarna putih.
b.
Sifat
kimia : sennyawa kimia :
N 15,5%, NO3 –N 14,4%, NH4 – N
1,1%, P2O5 0%, K2O 0%, CaO 26,5%.
Sifat fisiologis : basa
c.
Kemasan
: plastik.
d.
Produsen
: CV. Saprotan Utama Semarang
e.
Aplikasi
: Foliar
4.
Nutrisi
Organik Super
a.
Sifat
fisik : berbentuk cair, warna tidak diketahui.
b.
Sifat
kimia : senyawa kimia : N 27979ppm, P 56895ppm, K 49422ppm, Ca 284ppm, S
106ppm, Mn 5ppm, Zn 3ppm, Mo 2,6ppm, Na 2381ppm, Cl 3556ppm, Co 0,04ppm, Mg
249ppm, Fe 10,5ppm, Cu 0,04ppm.
Sifat fisiologis : asam.
c.
Kemasan
: botol
d.
Produsen
: CV. Permata Alam
e.
Tahun
pembuatan : 2007
f.
Aplikasi
: Palawija : semprot, hortikultura : foliar.
5.
Gandasil
B
a.
Sifat
fisik : berbentuk kristal, ukuran 500gr, ada higroskopisitas.
b.
Sifat
kimia : senyawa kimia :
N 6% N total, P 20% P2O5, K 30% K2O,
Mg 3% MgSO4
Sifat fisiologis : asam
c.
Kemasan
: plastik
d.
Produsen
: PT. Kalathan
e.
Aplikasi
: Foliar
f.
Keterangan
: mengandung Mn, B, Cu, Co, Zn
B. Pembahasan
1. Metode
Pemupukan
Pemupukan
adalah menambah unsur hara ke dalam tanah maupun tanaman. Pemupukan
bertujuan untuk memelihara atau memperbaiki kesuburan tanah.Para petani
menggunakan pupuk karena pupuk merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas hasil panennya serta untuk memenuhi unsur
hara pada tanah. Pemupukan pada umumnya bertujuan untuk memelihara atau memperbaiki kesuburan tanah dengan
memberikan zat-zat kepada tanah yang langsung atau tak langsung dapat
menyumbangkan unsur hara pada tanaman.
Pemupukan dilakukan dengan
berbagai cara tergantung dari bentuk pupuk tersebut, kondisi dan
letak geografis lahan, jarak tanam dan tujuan yang hendak dicapai dari pemupukan
tersebut. Untuk menentukan cara pemupukan yang tepat maka harus memperhatikan jenis
tanaman yang dibudidayakan, kondisi tanah, dan luas areal lahan. Pemupukan yang
dilakukan adalah dengan metode Fertigation ialah metode yang dilakukan dengan
bantuan mengencerkan pupuk dengan air yang kemudian langsung disiramkan ke media
tanam. Keuntungan dari metode ini adalah pupuk yang lebih terserap merata di
dalam tanah yang pada nantinya akan membuat tanah lebih subur,selain itu dengan
metode ini pupuk akan terpegang langsung oleh tanah. Sedangkan kerugian dari
penggunaan metode ini adalah pupuk akan lebih mudah hilang yang
dapatdiakibatkan oleh pencucian hara atau penyiraman yang berlebihan. Selain
itu penguapan yang
besar dapat membawa pupuk menguap ke udara sehingga pemupukan menjadi tidak efektif.Dalam
melakukan pemupukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan
agar pemupukan dapat sesuai dengan yang diharapkan. Faktor-faktor yang memperngaruhi pemupukan
antara lain:
1.Tanah :kondisi fisik (kelerengan, jeluk
mempan perakaran, retansi lengasdan aerasi), kondisi kimiawi (retensi hara
tersedia, reaksi tanah, bahanorganik tanah,sematan hara,satus dan imbangan
hara), kondisi biologis(patogen dan gulma)
2.
Tanaman : jenis, umur, dan hasil panenan
yang diharapkan.
3.
Pupuk :sifat, mutu, ketersediaan dan
harga.
4.
Iklim :temperatur, curah hujan, panjang
penyinaran dan angin.
Berikut
adalah cara pemupukan yang biasa digunakan sebagai berikut :
1.
Penyebaran
(broadcasting)
Dengan cara ini pupuk
ditebarkan pada permukaan tanah, misalnya pada lahan sawah. Pemupukan dilakukan
sebelum tanam (waktu pembajakan/ penggaruan/ pengolahan tanah) sebagai pupuk dasar, atau sesudah tanam sebagai pupuk susulan, kemudian
diinjak-injak, fungsi dari penginjakan adalah agar pupuk tersebut cepat terbenam dan meresap
kedalam tanah. Metode
pemupukan broadcasting Dapat dibedakan:
a. Top dressing :Pupuk
ditebarkan merata ke seluruh permukaan tanah atau menurut alur yang tersedia.
Untuk lahan yang sudah ditanami, jika permukaan tanaman basahatau lembab cara
ini harus ditunda, karena dapat menyebabkan plasmolisis daun. Kerusakan akan
meningkat pada dosis yang lebih besar, terutama pupuk N dan K.
b. Side dressing :Pupuk ditebarkan di samping alur benih atau
tanaman. Metode broadcasting cocok
dilakukan untuk lahan sawah atau tanaman dengan jarak tanaman yang
rapat, perakaran merata pada tanah bagian atas (top soil) dan pupuk diberikan pada jumlah yang besar.
Metode broadcasting cocok
dilakukan untuk lahan sawah atau tanaman
dengan jarak tanam yang rapat, perakaran merata pada tanah bagian atas (top soil) dan pupukdiberikan
dalam jumlah yang besar.cara ini mudah dilakukan, hemat beaya dan
tenaga, pemberian pupuk agak berlebih tidak berdampak buruk
bagi tanaman. Namun kerugian yang harus ditanggung adalah
kontak pupuk dengan tanah besar, sehingga penyematanhara khususnya P oleh tanah
akan lebih besar, pada tanah alkalis dan kering sebagian Nakan hilang menguap
dalam bentuk ammonia (NH3), juga pertumbuhan gulma akani kut terpacu.
2.
Ring
Placement
Ring
placement merupakan cara pemupukan dengan membenamkan pupuk kedalam tanah
di sekeliling tanaman. Cara ini umumnya berlaku bagi tanaman
tahunan, seperti cengkeh, buah-buahan. Di sini lubang pemupukan
dibuat lebih dulu sedalam 30 cm yang letaknya persis di bawah tajuk sekitar
batang. Ke dalam lubang tersebut kita masukkan pupuk lantas ditutup dengan tanah, bagi
tanaman muda, cukup dibuat lubang sejauh 10 cm dari batang dan setelah pupuk masuk baru ditutup dengan tanah. Biasanya cara ini dilakukan untuk memberi pupuk susulan. Tanaman
dengan pertumbuhan cepat dan perakaran yang terbatas, disarankanmenggunakan
cara ini. Keuntungan
yang diperoleh dari metode ini adalah kontak pupuk dengan tanah dapat dikurangi, sehingga
penyematan hara dapat ditekan, pengambilan hara oleh tanaman lebih mudah, terutama
bagi tanaman dengan perakaran terbatas, Residual effect (efek residu
dari penggunaan pupuk) dari pupuk lebih besar, serta kehilangan hara dapat
dikurangi. Kerugiannya, diperlukan
tenaga yang cukup banyak karena cara pemupukan yang tidak simpel dan
dilakukan per satu tanaman sehingga memakan waktu yang cukup lama.Metode
ini efektif digunakan untuk tanah yang kurang subur, lahan kering, jarak tanam renggang perakaran
sedikit, tanaman tahunan, jumlah pupuk sedikit, pupuk tablet,
dan terutama pupuk P dan K.
3.
Spot Placement
Spot
placement merupakan cara pemupukan yang biasanya dilakukan dengan
caramenempatkan pupuk ke dalam lubang disamping tanaman,
kiar-kira sedalam 10–15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan
mengggunakan alat tugal. Kemudian setelah pupuk dimasukkan,tutup
kembali dengan tanah untuk menghindari penguapan. Cara ini dapat dilakukan
di samping kiri
atau kanan baris tanaman atau disekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat
diaplikasikan dengan
cara ini adalah pupuk slow
release, pupuk tablet, serbuk, ataupun granuler. Kelebihan dari cara
pemupukan ini yaitu bila pupuk yang diberikan dalam jalur atau lubang dekat tanaman
muda, maka tanaman tersebut akan mendapat hara yang cukup pasti. Hal ini akan mendorong
pertumbuhan tanaman pada tingkat awal sehingga memungkinkan tanaman dapat disiang lebih
awal, pemberantasan gulma lebih awal, dan kehilangan P dan K
karena penyematan dapat berkurang. Pemupukan dengan cara ini
akan lebih banyak hara yang diserapoleh tanaman. Sedangkan kerugiannya
apabila penempatan pupuk didekat benih yang sedang bersemidapat menyebabkan
kerusakan tanaman muda karena kepekatan yang tinggi dari garam yanglarut,
terutama bila pupuk diberikan terlalu dekat pada benih atau tanaman.
4.
Fertigation
(fertilizing-irrigation)
Dengan
cara ini kita melakukan pengairan sekaligus memupuk tanaman. Pengairan dapat secara
sederhana yakni air saluran yang dimasukkan ke lahan,atau irigasi modern
menggunakan tangki bertekanan. Pupuk
yang digunakan dapat berupa cairan atau pupuk padat yang
dilarutkan dalam air. Pupuk
yang sering digunakan adalah
ammonia, asam fosfat dan KCl. Cara ini biasanya diterapkan untuk usaha yang komersial terutama di
wilayah padang pasir atau perbukitan.
5.
Foliar
Aplication Foliar application
Merupakan
cara pemupukan tanaman dengan menyemprotkan larutan nutrisi ke
tanaman melalui permukaan daun. Banyak unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman melalui daun.
Penyerapan unsur hara melalui daun ini ternyata lebih cepat dan lebihsempurna.
Oleh karena itu, banyak dikembangkan penggunaan pupuk dengan
cara penyemprotan hara makro melalui daun. Cara ini digunakan untuk melengkapi pemberian pupuk melalui tanah untuk mengatasi dengan segera gejala kekahatan yang muncul, terutama hara mikro dan hara
yang immobile dalam tubuh tanaman. Hara masuk ke dalam tubuh tanaman melalui mulut stomata
secara difusi atau osmosis.
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
Larutan
harus encer (< 0,5 %), dan
kadar biuret pada urea harus < 25, Tegangan larutan harus rendah sehingga
kontak permukaan daun lebih besar, biasanyaditambahkan zat perekat.
Kondisi
lingkungan cuaca yang harus memungkinkan Penyemprotan pupuk ini
sebaiknya diusahakan mengenai permukaan daun bagian bawah. Hal ini karena
stomata atau mulut daun lebih banyak berada di permukaan bawah daun.Dengan
demikian penyerapan hara ke dalam tanaman akan lebih efektif dan
efisien.Beberapa kerugian dalam penggunaan pupuk dengan secara penyemprotan
melalui daun,
yakni :
Apabila
larutan terlalu pekat, daun dapat terbakar karena mengalami plasmolisis
batas.
Hara
yang dapat diberikan pada setiap pemberian rendah, sehingga perlu
diberikan beberapa kali untuk dosis pupuk sedang dan tinggi.
Biaya
per satuan tanaman tinggi, meskipun digabungkan dengan keperluan lainnya, misalnya bersama–sama
dengan pestisida. Keuntungan
pengunaan pupuk ini antara lain respon terhadap tanaman sangat cepat karena langsung
dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu tidak menimbulkan kerusakan sedikitpun pada
tanaman, dengan catatan aplikasi dilakukan dengan benar. Penyemprotan idealnya
dilakukan pada pagi hari atau pada sore hari karena bertepatan dengan saat membukanya stomata.
Penyemprotan diprioritaskan pada bagian bawah daun karena
paling banyak terdapat stomata. Tidak disarankan penyemprotan dilakukan pada saat suhu udara sedang panas karena
konsentrasi larutan pupuk sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun terbakar.
6.
Injection
Metode
ini dilakukan dengan cara menyuntikkan larutan pupuk secara langsung
ke batang tanaman. Pemupukan dengan cara ini memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, keunggulan
tersebut adalah memberikan efek langsung ke warna daun tanaman. Sedangkan
kelemahannya adalah terganggunya kesehatan pada tanaman yakni timbulnya patogen dan
hama, dapat menyebabkan batang membelah, pembusukan dan cacat structural serta berbahaya bagi pohon dalam
kondisi
buruk. Adapun yang lain pohon yang disuntikan batangnya maka akan menjadi lebih rentan terhadap hama serangga, dikarenakan
kandungan nitrogen pada daun meningkat. Metode ini digunakan pada musim
kemarau dengan tujuan agar lebih efisien dalam penggunaan pupuk.
2. Sifat
Pupuk
Pupuk
menurut pengertian umum adalah bahan yang diberikan kepada komplek tanah
tumbuhan supaya langsung atau tidak langsung dapat menambah zat makanan tanaman
yang tersedia dalam tanah. Sedangkan dalam arti sempit pupuk adalah bahan yang
ditambahkan dalam kompleks pertukaran tanah-tanaman untuk memperlengkapi
keadaan makanan dalam tanah yang tidak cukup mengandung unsur makanan tambahan
(Sastrosoedirjo dan Rifai, 1979). Pupuk adalah setiap bahan yang diberikan
ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud untuk menambah
unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Pengertian lain dari pupuk adalah sutu
bahan yang diberikan ke dalam tanah atau tanaman dengan maksud untuk mengubah
kondisi fisik, kimia, dan hayati dari tanah dan atau tanaman sehingga sesuai
dengan tuntutan tanaman.
Fungsi
pupuk terhadap kesuburan tanah adalah untuk menambah dan menyuburkan tanah,
apalagi pupuk sekarang sudah menggunakan unsur hara, humus, dan bahan organik
yang dapat mengakibatkan dampak jangka panjang bagi kesuburan tanah. Pupuk
menyediakan nutrisi bagi tanah, secara kimia tanah yang diberi pupuk akan
mengalami perbaikan struktur tanah. Menghidupkan kembali jasad renik yang ada
pada tanah. Pupuk organik dirancang agar ramah lingkungan. Merangsang tanaman
agar tumbuh bagus. Melindungi tanaman dari hama dan penyakit.
Berdasarkan pada proses terjadinya,
pupuk dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu:
1.
Pupuk Buatan: Adalah pupuk yang
dibuat oleh pabrik dengan meramu bahan kimia (anorganik) dengan kadar hara yang
tinggi.
2. Pupuk Alam: Adalah pupuk yang terjadi dari akibat
mekanisme alam terhadap bahan-bahan alami melalui proses degradasi dan
dekomposisi.
Berdasarkan pada kandungan kimia
dari bahan pupuknya pupuk dapat digolongkan menjadi 2, ke 2 golongan pupuk
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Pupuk Organik: Yaitu pupuk yang
terdiri dari senyawa-senyawa organik seperti C, H, dan O.
2.
Pupuk Anorganik: Yaitu pupuk yang
tersusun atas senyawa-senyawa anorganik.
Pupuk berdasarkan kandungan unsur haranya
dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1.
Pupuk tunggal, yaitu pupuk yang hanya
mengandung satu macam unsur hara (misalnya : Urea, ZK, dan TSP).
2.
Pupuk majemuk, yaitu pupuk yang mengandung
lebih dari satu macam unsur hara (misalnya : DAP).
Nilai suatu pupuk ditentukan oleh
sifat-sifatnya, dan sifat – sifat itu adalah sebagai berikut :
1.
Kadar unsur. Pada dasarnya makin tinggi kadar
unsur, makin baik atau makin tinggi nilainya. Kadar ini dinyatakan dalam
%.
2.
Higroskopisitas (kemampuan menyerap air). Jika
pupuk menyerap atau menarik air maka akan mengakibatkan menjadi basah, melunak,
mencair, mengering maka akan mengeras
3.
Kelarutan. Hal ini menentukan mudah tidaknya
unsur itu diserap oleh tanaman. Biasanya pupuk yang mengandung unsur N dan K
mudak sekali larut dalam air, sedangkan pupuk P biasanya sukar larut dalm
air.
4.
Kemasaman (pH). Pupuk ada yang beraksi asam,
basa, dan netralis.
5.
Kecepatan bekerjanya. Yaitu waktu yang
diperlukan dari pemupukan sampai diserap tanaman. Ada yang cepat diserap,
sedang dan lambat.
Higroskopisitas adalah mudah
tidaknya pupuk menyerap uap air yang ada di udara. Pupuk yang higroskopis
kurang baik karena mudah menjadi basah atau mencair bila tidak tertutup.
Bila kelembapan udara menurun, pupuk dapat menjadi kering kembali tetapi
terjadi bongkah-bongkah yang keras. Pada suhu udara rata-rata berbagai jenis
pupuk mulai menarik uap air pada kelembapan nisbi udara lebih dari 50 %. Di
Indonesia kelembapan nisbi udara rata-rata sekitar 80 %, sehingga pupuk yang
mudah menarik air (higroskopis) seperti urea akan menjadi rusak kalau tidak
disimpan dengan baik. Untuk mengurangi higroskopisitas tersebut biasanya
pupuk dibuat menjadi butir-butiran sehingga luas permukaan yang menarik air
menjadi berkurang. Kadang-kadang butiran tersebut juga diberi
lapisan penahan air, yang hanya dapat menyerap air jika kadar air cukup banyak.
SNI
pupuk merupakan standar yang ditetapkan pemerintah dalam proses produksi pupuk
sehingga produk yang dihasilkan memberikan jaminan keamanan maupun keselamatan
bagi penggunanya. Pengujian SNI terdiri dari dua tahap yaitu uji standar mutu
pupuk dan uji efektivitas. Uji standar mutu pupuk merupakan analisis kimiawi
pupuk sebagai syarat industri sedangkan uji efektivitas merupakan uji data
respon tanaman terhadap pupuk tersebut. Pemerintah memberlakukan Standar
Nasional Indonesia (SNI) wajib komoditas pupuk untuk melindungi konsumen dan
mengantisipasi masuknya pupuk impor bermutu rendah. Penerbitan SNI wajib pupuk
tersebut juga dimaksudkan untuk mendukung program ketahanan pangan nasional.
SNI wajib tersebut wajib dipenuhi produsen dan importir menyusul diterbitkannya
Permenperin No. 19/M-IND/ Per/2/2009 tentang Pemberlakuan SNI Pupuk Secara
Wajib. Aturan baru ini mencakup tujuh jenis pupuk yakni urea (HS No.
3102.10.00.00), amonium sulfat (ZA/HS 3102.21), NPK padat (HS 3105.20), super
fospat (SP-36/HS 3103.10.90.00), tripel superfospat (TSP/HS 3103.10.00.00)),
pupuk fospat alam untuk pertanian (HS 3103.90.90) dan kalium klorida
(KCI/3104.20.00.00).
Banyaknya keragaman sifat pupuk sehingga
diperlukan adanya SNI (Standar Nasional Indonesia) sebagai acuan untuk memilih
jenis pupuk yang sesuai dengan kebutuhan dan ramah lingkungan.Pemerintah
berkeinginan meningkatkan mutu pupuk guna peningkatan keberhasilan ketahanan
pangan dan juga berupaya untuk menjaga mutu dan ketersediaan pupuk, serta
menciptakan persaingan usaha yang sehat serta memberikan perlindungan kepada
konsumen dengan memelihara kelestarian lingkungan. Bila pemerintah menemukan
ada pupuk dari impor yang tidak memenuhi ketentuan SNI wajib maka dilarang
masuk ke daerah Indonesia dan akan direekspor atau dimusnahkan, sedangkan pupuk
hasil produksi dalam negeri bila tidak memenuhi SNI wajib juga dilarang
peredarannya, sehingga dengan adanya SNI wajib terhadap pupuk ini kualitas
pupuk nasional dapat terlindungi. Setiap perusahaan yang memproduksi atau mengimpor pupuk wajib
menerapkan SNI dan memiliki Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional
Indonesia (SPPT-SNI). Bila pemerintah menemukan ada pupuk impor yang tidak
memenuhi ketentuan SNI wajib, pupuk tersebut dilarang masuk ke wilayah
Indonesia dan akan dikembalikan atau dimusnahkan. Bila ada pupuk hasil produksi
dalam negeri yang tidak memenuhi SNI, pupuk tersebut juga dilarang untuk
diperdagangkan. Adanya SNI pupuk berfungsi untuk melindungi konsumen, agar
konsumen mendapat pupuk dengan kualitas yang layak dan mencegah adanya produk
pupuk bermutu rendah, serta menjaga kelestarian lingkungan.
Penerapan
SNI bertujuan untuk menjaga kualitas pupuk sehingga konsumen dan kelestarian
alam terlindungi dari bahaya kelebihan senyawa yang terkandung dalam pupuk.
Standar tersebut juga berfungsi untuk melarang masuknya pupuk impor berkualitas
rendah sehingga meningkatkan ketahanan pangan nasional. Sebagai contoh untuk
SNI pupuk urea telah diatur sedemikian rupa sehingga memiliki spesifikasi
sebagai berikut kadar air maksimal 0,50%, kadar Biuret maksimal 1%, kadar
nitrogen minimal 46%, bentuk butiran tidak berdebu, warna putih, dikemas dalam
kantong.
Manfaat
dengan diterapkannya SNI antara lain (Novizan, 2002) :
1.
Melindungi
konsumen serta mengantisipasi masuknya pupuk impor dengan mutu yang rendah.
2.
Produk
pupuk semakin terjamin kualitasnya karena SNI Wajib juga merupakan cara
melindungi kualitas pupuk nasional.
3.
Penggunaan
pupuk dijamin kualitasnya oleh pemerintah.
Berdasarkan pupuk-pupuk buatan yang telah kami amati,
menurut kami yang lebih efisien adalah pupuk cair, yaitu Pupuk Permata Hijau
dan Pupuk Nutrisi Organik Super. Pupuk-pupuk tersebut diaplikasikan dengan cara
foliar, sehingga akan lebih cepat sampai pada jaringan tanaman karena aplikasi
cara tersebut dikenai langsung pada bagian mulut daun atau stoma. Pupuk cair
yang akan digunakan tinggal diencerkan dengan konsentrasi tertentu sesuai dosis
dan mudah dihomogenkan setelah pengenceran. Aplikasinya lebih mudah karena
tinggal disemprotkan ke bagian daun yang banyak memiliki stomata, yaitu bagian
bawah daun.
3. Pembuatan Lubang Resapan Biopori
(LRB)
Biopori adalah lubang atau rongga di dalam atau diatas
permukaan tanah yang terbentuk secara alami atau buatan. Secara alami, biopori
terbentuk akibat adanya gerakan akar tanaman atau fauna tanah seperti rayap,
semut, cacing tanah dan lain-lain. Sedangkan secara buatan, biopori dapat
dibuat dengan menggunakan suatu alat dengan kedalaman antara 80 cm-100 cm dan
diameter 10 cm-30 cm. Sedangkan lubang resapan biopori adalah suatu teknologi
penyerapan air ke tanah secara sederhana yang dikembangkan oleh manusia. Teknologi biopori berfungsi
untuk meresapkan air ke dalam tanah sehingga air tidak menggenang di permukaan
tanah. Selain itu, lubang penampang biopori juga bisa digunakan untuk membuat
kompos dengan cara memasukkan sampah organik ke dalam lubang penampang biopori.
Biopori mempunyai beberapa fungsi dan manfaat, diantaranya
adalah sebagai berikut ini :
1.
Memaksimalkan air yang meresap ke
dalam tanah sehingga menambah air tanah.
2.
Membuat kompos alami dari sampah
organik daripada dibakar.
3.
Mengurangi genangan air yang
menimbulkan penyakit.
4.
Mengurangi air hujan yang dibuang
percuma ke laut.
5.
Mengurangi resiko banjir di musim
hujan.
6.
Maksimalisasi peran dan aktivitas
flora dan fauna tanah.
7.
Mencegah terjadinya
erosi tanah dan bencana tanah longsor.
Sampai
saat ini belum ditemukan apa yang menjadi kelemahan lubang
biopori itu. Sampah organik yang ada pada lubang biopori dirasa tidak akan mengganggu
karena cepat diuraikan. Sampah akan sulit diuraikan jika lubang resapan terlalu
besar dan tidak disebar. Karena itu sampah harus disebarkan, jangan hanya
berada disatu tempat. Hasilnya itu juga bisa dijadikan kompos.
Cara Membuat Biopori
1.
Siapkan alat dan bahan
o Bor
|
source
: madiunberkebun.files.wordpress.com
|
o
Pipa berdiameter 10-30 cm
o
Sampah organik (daun, rumput, dll)
1.
Carilah tempat yang sesuai untuk
membuat Lubang Resapan Biopori (seperti : tanaman, halaman, atau pekarangan
rumah)
2.
Mulailah membuat lubang vertikal
berdiameter 10-30 cm dengan kedalaman 100 cm menggunakan bor
3.
Setelah terbentuk lubang, masukkan
pipa ke dalam lubang.Pemasangan pipa ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
longsor di dalam lubang penampang resapan biopori
4.
Masukkan sampah organik ke dalam
lubang penampang Biopori. Sampah organik mengundang datangnya mikroba yang
berujung pada terbentuknya Biopori. Sampah organik juga bisa dipanen sebagai
pupuk kompos setelah beberapa lama dipendam.
5.
Tepi lubang dapat dipekuat dengan
semen jika perlu.
Cara Kerja Lubang Resapan
Biopori
Setelah kita membuat lubang penampang biopori.
Mikroba yang berada di sekitar lubang penapang biopori akan tertarik dengan
aroma sampah yang ada di dalam lubang penampang. Aktivitas mikroba tersebut
mengakibatkan terbentuknya lubang-lubang halus di sekitar lubang penampang.
Lubang-lubang halus inilah yang disebut Biopori. Ketika hujan, air akan
memenuhi lubang penampang. Kemudian air akan menyebar ke segala arah melalui
lubang-lubang kecil. Dengan demikian air yang terserap lebih banyak, dan resiko
terjadinya banjir pun dapat diperkecil. Ketersediaan air tanah juga terjamin.
Dan nilai guna air akan semakin tinggi.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Cara-cara pemupukan tanaman antara lain : Broadcasting,
ring placement, spot placement, fertigation, injection, dan foliar application.
2. Berdasarkan koleksi yang sudah ada, kami mengenal sifat
pupuk antara lain pupuk berfase padat dan fase cair, pupuk bereaksi fisiologis
asam dan pupuk bereaksi fisiologis basa, pupuk dengan kandungan hara makro dan
hara mikro, semuanya merupakan pupuk buatan.
3. Secara umum fungsi dan manfaat biopori adalah untuk
meningkatkan kesuburan tanah dengan mekanisme adanya lubang-lubang dalam tanah
yang membuat sirkulasi air dan udara tanah menjadi lebih lancar, sehingga tanah
lebih subur, dan lebih baik dalam mendukung pertumbuhan tanaman.
B. Saran
Dalam melaksanakan pemupukan perlu diperhatikan kondisi
tanaman dan kondisi lingkungan selain itu juga memperhatikan 4T (tepat cara,
tepat dosis, tepat waktu, tepat jenis). Pertimbangan pemupukan perlu dilakukan
dengan sebaik mungkin untuk mendapatkan manfaat yang paling efektif dan efisien
dari pupuk yang diaplikasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiari,
M. R., O. Ghahraei., D. Ahmad., A. R. Yazdanpanah., and A. M. Jafari. 2014.
Selection of fertilization
method and fertilizer application rate on corn yield. Agriculture English
International CIGR Journal 16 (2): 10-14.
Hartono,
R., R. Wirosoedarmo., L. D. Susanawati. 2014. Pengaruh teknik dan dosis
pemberian pupuk organic dari Sludge Bio-Digester terhadap prosuksi
tanaman jagung (Zea mays L.) varietas
bima. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan 1 (2): 1-5.
Marsono. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk.
Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
Novizan.
2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Penerbit PT Agromedia Pustaka, Jakarta.
Rosmarkam,
A. dan N. W. Tuwono. 2013. Ilmu Kesuburan Tanah. Edisi ke-8. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Salikin,
K.A. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Sosrosoedirdjo, R. S. dan Tb. B. Rifai. 1979. Ilmu Memupuk. CV
Yasaguna. Jakarta.
Sukamto,
H. 2010. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia. Jakarta.
LAMPIRAN
Pupuk-Pupuk yang diamati di laboratorium
Pupuk permata hijau Gandasil B Pupuk NPK Partner
Nutrisi Organik Tanaman Pupuk Kalsium Nitrat
Pengamatan Lubang Resapan Biopori