LAPORAN
PRAKTIKUM
KESUBURAN,
PEMUPUKAN, DANKESEHATAN TANAH
ACARA
I
BIOSLURI
DAN PEMBUATAN KOMPOS
Disusun
oleh:
1.
|
Cygni
Sina Centauri
|
13166
|
2.
|
Vedha
Trya Sugijarta
|
13253
|
3.
|
Agoes
Mesak Fitowin
|
13272
|
4.
|
Pratiwi
Lorosaputri
|
13304
|
5.
|
Nadia
Tiara Putri R.
|
13315
|
|
LABORATORIUM KESUBURAN DAN KIMIA TANAH
JURUSAN
TANAH
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
ABSTRAKSI
Praktikum Acara I yang bejudul “biosluri dan Pembuatan Kompos
ini bertujuan untuk memahami peran mikroba dalam perombakan bahan organik dan
pembuatan biosluri mini. Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat sore 23 Oktober
2015 bertempat di Laboratorium Kesuburan Dan Kimia Tanah, Jurusan Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bio-slurry atau ampas biogas merupakan produk dari hasil
pengolahan biogas berbahan kotoran ternak dan air melalui proses tanpa oksigen
(anaerobik) di dalam ruang tertutup. slurry adalah produk akhir pengolahan
limbah yang berbentuk lumpur yang sangat bermanfaat sebagaisumber nutrisi untuk
tanaman dan Pupuk Kompos adalah salah satu pupuk organik buatan manusia
yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa bahan organi (tanaman maupun
hewanr). Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan biosluri adala0,1 liter
h air kelapa 0,1 liter, air cucian beras 0,1 liter, starter(biosluri) , ekstark
buah(kepekatan 20%) secukupnya, reaktor biosluri dan blender sedangkan untuk
pembuatan kompos alat dan bahan yang digunakan adalah daun kering 1 kantong,
garuk, pemotong rumput atau sabit, gembor, ember, cetakan kayu, karung plastik
dan ayakan.
I.
PENDAHULUAN.
A.
Latar Belakang
Pupuk organik merupakan
pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur
hara yang terkandung secara alami. Pupuk organik merupakan salah satu bahan yang
sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti
produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan – bahan kimia yang
berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi. Saat ini ada
beberapa jenis pupuk organik sebagai pupuk alam berdasarkan bahan dasarnya,
yaitu pupuk kandang, kompos, humus, pupuk hijau, dan pupuk mikroba. Sedangkan ditinjau
dari bentuknya ada pupuk organik cair yang dibuat dari bahan organik cair dan
ada pupuk organik padat. Sebagai contoh kompos merupakan contoh pupuk organik
padat yang dibuat dari bahan organik padat (tumbuh-tumbuhan), sedangkan
thilurine adalah pupuk organik cair yang dibuat dari bahan organik cair (urine
sapi). Pupuk organik dapat dibuat dari limbah, contohnya limbah peternakan
sapiperah baik berupa feses maupun urinennya, limbah rumah pemotongan hewan
berupa rumen sapi juga dapat dijadikan bahan pembuatan pupuk organik cair.Pupuk
cair organik adalah jenis pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah
sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah.
Pupuk organik cair adalah pupuk yang dapat memberikan hara yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair maka jika terjadi
kelebihan kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya tanaman akan mudah
mengatur pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan
konsentrasi pupuk di satu tempat. Keberadaan bakteri yang hidup di sekitar akar
mampu memacu pertumbuhan tanaman jika diaplikasikan pada bibit benih. Tanaman
juga nantinya akan beradaptasi terhadap hama penyakit.
B. Tujuan
Memahami peran mikrobia
dalam perombakan bahan organik dan membuat rekator biosluri mini.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kesuburan tanah diberi
batasan sebagai mutu kemampuan suatu tanah untuk menyediakan unsur hara pada
takaran dan keseimbangan tertentu secara sinambung, untuk menunjang pertumbuhan
suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor pertumbuhan lainnya dalam
keadaan menguntungkan. Tanah dikatakan subur bila mampu memacu pertumbuhan dan
perkembangan sampai aras yang memungkinkan fungsi-fungsi pertumbuhan dan
perkembangan optimum tanaman (Poerwowidodo,1993).
Penambahan bahan organik
dengan CN ratio tinggi dapat menyebabkan mikroorganisme mati dan melepaskan
kembali unsur hara ke tanah. Pupuk organik yang telah mengalami proses
penguraian maka dapat menekan pertumbuhan penyakit di dalam tanah dan berperan
sebagai penyedia unsur hara ' bagi pertumbuhan tanaman dalam bentuk senyawa
organik. Syarat utama mengatasi kekurangan hara dalam tanah adalah perbaikan
struktur tanah melalui pemupukanorganik (PalmEt al, 2001).
Biogas merupakan gas yang
dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik
termasuk diantaranya kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga,
sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam
kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana (CH4) dan karbon
dioksida (CO2) (Hadisuwito, 2007) .
Gas sebagai sumber energi
untuk memasak atau untuk penerangan, tetapi biogas juga menghasilkan produk
atau bahan keluaran dari sisa proses pembuatan biogas yaitu ampas biogas(Bio-slurry)
yang dapat digunakan sebagai pupuk organik bagi tanaman. Bio- slurry adalah
produk akhir pengolahan limbah berbahan kotoran sapi yang berbentuk padat dan
cair yang sangat bermanfaat sebagai sumber nutrisi untuk tanaman. Pupuk
Bio-slurry juga mengandung mikroba pro-biotik yang bermanfaat untuk
meningkatkan kesuburan dan kesehatan lahan pertanian sehingga diharapkan akan
berdampak pada peningkatan kualias dan kuantitas panen.Pemanfaatan Bio-slurry
selain membantu perbaikan sifat fisik tanah juga akan mengurangi efek negatif
dari pembuatan biogas seperti bau yang tidak sedap, pencemaran lingkungan, dan
dapat
Menjadi sumber penyakit.
Bahan keluaran dari biogas tersebut dicoba untuk dimanfaatkan sebagai pupuk
organik bagi tanaman. Bio-slurry mengandung nutrisi utama (makro) yang diperlukan
oleh tanaman seperti NPK (nitrogen, fosfor dan kalium) dan nutrisi pelengkap
(mikro) seperti magnesium (Mg), kalsium ($a), dan sulfur (S). 3dapun komposisi
Bio-slurrysetelah fermentasi adalah air 70–80 % dan zat kering ) 20-30 % jika
diuraikan lagi zat kering tersebut mengandung bahan organik 18-27 % (Prasanna Et al 2008).
Rekomendasi pemupukan
berimbang harus didasarkan atas penilaian status dan dinamikahara dalam tanah
serta kebutuhan tanaman, agar pemupukan efektif dan efisien. Pemupukan
berimbang tidak harus memberikan semua unsur makro/mikro yang dibutuhkan,
tetapi memberikan unsur yang jumlahnya tidak cukup tersedia untuk tanaman.
Penambahan hara yangsudah cukup tersedia justru menyebabkan masalah pencemaran
lingkungan (tanah dan perairan), terlebih bila status hara tanah sudah sangat
tinggi. Sebagai contoh pemupukan P terus menerus pada sawah intensifikasi
menyebabkan kejenuhan P dan ketidakseimbangan hara di dalam tanah.Pemupukan P
tidak lagi memberikan peningkatan hasil tanaman yang nyata. 8fisiensi pemupukan
menjadi rendah, dan kemungkinan unsur hara lain seperti Zn menjadi tidak
tersedia(Subiksa Et al., 2008).
III. METODOLOGI
Praktikum Kesuburan Tanah
acara 1 yang berjudul biosluri dan Kompos dilaksanakan pada hari Jumat sore
pukul 15.30 wib, 23 Oktober 2015 di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah,
Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, UniVersitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air kelapa 0,1 liter, air
cucian beras 0,1 liter, starter (biosluri) 0,1 liter, ekstrak buah/sayur
(kepekatan 20 % ) secukupnya, reaktor biosluri, dan blender.
Cara pembuatan biosluri
dengan mempersiapkan reaktor biosluri dari botol plastik 1,5 L lalu masukkan
semua bahan ke dalam reakter. Kemudian setiap minggu tambahkan ekstrak
buah/sayur sebanyak 50 g/200 Ml air dan manfaatkan limbah buah/sayur, tidak
perlu dicuci. Kemudaian amati perubahan perubahan yang terjadi. Cara membuat
kompos dengan bahan utama seresah (daun-daunan, jerami, dan juga pupuk kandang.
Potong menjadi ukuran kecil-kecil, sekitar B ) cm dan ditambahkan biosluri
(kepekatan 20 %) yang sudah disediakan, lalu diaduk hingga merata. Kadar air
diatur sehingga tercapai sekitar 30 %, kemudian dimasukkan kedalam plastik
bening dengan ditutup rapat dan diberi label. Setiap minggu dimati secara visual
kenampakan yang terjadi dan pada minggu ke-4 ambil contoh untuk pengujian pH
dan DHL
IV. Hasil dan Pembahasan
IV.1. Hasil Pengamatan
Pengamatan
|
Biosluri
|
Kompos
|
Warna
|
Minggu I: Kuning
Kecoklatan
Minggu II: Kuning
Kecoklatan
|
Warna coeklat kehitaman
|
Bau
|
Bau busuk
|
Bauh seperti tanah
|
Tekstur
|
halus
|
halus
|
Bentuk
|
Cair dan halus
|
Potongan kecil
|
IV.2. Pembahasan
IV.2.1. Bio-Slurry
Bio-slurry atau ampas biogas
merupakan produk dari hasil pengolahan biogas berbahan kotoran ternak dan air
melalui proses tanpa oksigen (anaerobik) di dalam ruang tertutup. slurry adalah
produk akhir pengolahan limbah yang berbentuk lumpur yang sangat bermanfaat sebagaisumber
nutrisi untuk tanaman. Selain itu Bio-slurry merupakan pupuk organik
berkualitas tinggi yang kayakandungan humus (Karki, Shrestha, Bajgain dan
Sharma, 2009). Tak hanya memiliki kandungan nutrisiyang baik, pupuk Bio-slurry
mengandung mikroba yang bermanfaat “Pro Biotik” yang bermanfaat
untukmeningkatkan kesuburan dan kesehatan lahan pertanian. Sehingga berdampak
dengan peningkatankualitas dan kuantitas panenan. Sebagai pupuk organik
berkualitas Bio-slurry aman digunakan olehmanusia untuk pemupukan aneka tanaman
pangan, sayuran, bunga, buah dan tanaman perkebunan. Bio-slurry mengandung
nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Nutrisi makro yang
dibutuhkan dalam jumlah yang banyak seperti Nitrogen (N), Phosphor (P), Kalium
(K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Serta nutrisi mikro yang
hanya diperlukan dalam jumlah sedikit seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga
(Cu), dan Seng (Zn).
Karakter
Bio-slurry
1.
Karena telah terfermentasi sepenuhnya, bio-slurry tidak bau dan tidak
mengundang lalat.
2.
Bio-slurry mengusir rayap dan hama yang tertarik pada kotoran mentah.
3. Bio-slurry mengurangi pertumbuhan rumput
liar. Penggunaan bio-slurry mengurangi pertumbuhan rumput liar hingga 50%.
4. Bio-slurry adalah kondisioner tanah yang
sangat bagus, menambah humus dan meningkatkan
kapasitas kandungan air dalam tanah.
5. Bio-slurry bebas pathogen. Fermentasi
kotoran di dalam reaktor membunuh organisme penyebabkan penyakit tanaman.
b. Manfaat Bio-Slurry
1. Bio-slurry bermanfaat menyuburkan tanah
pertanian karena: √Dapat menetralkan tanah yang asam dengan baik. √Menambahkan
humus sebanyak 10-12% (Anonymous, 2009) sehingga tanah lebih bernu-trisi dan
mampu menyimpan air. √Mendukung aktivitas perkembangan cacing dan mikroba tanah
yang bermanfaat bagi tanaman.
2. Kandungan nutrisi Bio-slurry terutama
nitrogen (N) lebih baik dibanding pupuk kandang/kompos atau kotoran segar.
Nitrogen (N) dalam Bio-slurry lebih banyak dan mudah diserap tanaman.
3. Bio-slurry bebas bakteri pembawa penyakit
pada tanaman. Proses fermentasi kohe di reaktor biogas dapat membunuh organisme
yang menyebabkan penyakit pada tanaman.
4. Berlawanan dengan kohe segar (pupuk
kandang), Bio-slurry justru dapat mengusir rayap perusak tanaman. Oleh karena
itu, para petani bisa menggunakan Bio-slurry untuk melapisi lantai lumbung
Pengaruh Bio-slurry terhadap produksi
tanaman beragam tergantung kepada jenis dan kondisi tanah, kualitas benih,
iklim, dan faktor-faktor lain. Namun, pada dasarnya pemakaian Bio-slurry akan
memberi manfaat sebagai berikut: Memperbaiki struktur fisik tanah sehingga tanah
menjadi lebih gembur, Meningkatkan kemampuan tanah mengikat atau menahan air
lebih lama yang bermanfaat saat musim kemarau, Meningkatkan kesuburan tanah,
Tanah menjadi lebih bernutrisi dan lengkap kandungannya, Meningkatkan aktivitas
cacing dan mikroorganisme “Pro-Biotik” tanah yang bermanfaat untuk tanah dan
tanaman.
Fungsi
Bahan Pembuat Bio-Slurry
-
Air Kelapa : Air kelapa 0,1 liter yang di
pakai dalam praktikum pembuatan bioluri ini berfungsi sebagai bahan yang
mengadung mineral yang perlu di tambahkan. Sehingga akan terdapat kandungan
mineral dialam biosluri yang dibuat ini
dan berguna untuk menambahmineral tanah yang mana akan menambah kesuburan
tanah.
-
Air Cucian Beras : Air cucian beras 0,1
liter yang digunakan sebagai bahan pembuatan biosluri, berfungssi sebagai bahan
yang mengandung karbohidrat dan vitamin. Karena di dalam air cucian beras
terdapat kandungan vitamin, asamfolat, hormon (auksin dan sitokinin) yaitu hormon
buat pertumbuhan dan juga karbohidrat. Sehingga dengan kandungan vitamin,
hormon serta karbohidrat akan membantu meningkatkan kualitas tanah dan
produktivitas tanaman
-
Starter (Bio-slurry) : Starter ini adalah
bahan yang digunakan sebagai bahan untuk mempercepat reaksi dari bahan-bahan
yang digunakan dalam pembuatan biosluri , lalu untuk sebagai starter
bahan-bahan yang lain serta dapat menghilangkan bau dari pembuatan biosluri
atau dari pupuk organik lainnya.
-
Ekstrak Buah : Ekstrak buah berfungsi sebagai bahan kompos
atau bahan organik yang mana dapat meresap atau menyerap dan mengikat
bahan-bahan campuran sebelumnya agar dapat menjadi satu dan juga sebagai bahan
utama untuk terjadinya pupuk organik
dengan kandungan yang dimiliki nya.
Hasil pengamatan yang dilakukan selama 3
minggu lebih di dapatkan hasil bahwa setiap minggu nya terjadi pengurangan dari
bahan atau ekstrak buah yang digunakan, hal ini menandakan bahwa terjadi prombakan
didalam media yang digunakan serta dihasilkan nya gas, dengan ditunjukan nya
balon tiup yang mengalami pengembungan. Lalu terjadi perubahan warna dari
ekstrak buah yang digunakan yakni buah alvokad, yang mana pada awal pembuatan
berwarna hijau tua, namun setelah dibuat bioslurri dan di amati selama 3 minggu
lebih terjadi perubahan warna yang sebelumnya berwarna hijau tua berubah warna
menjadi kuning kecoklatan dan warna ini tetap konstan hingga minggu akhir
pengamatan. Dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada biosluri atau
ekstrak buah, dengan perubuhan warna, berkurangnya ekstrak buah dan adanya gas
metan, hal ini menandakan bahwa biosluri yang dibuat cukup berhasil dan bisa
digunakan untuk menigkatkan kualitas tanah dan kesuburan tanah.
IV.2.2.
KOMPOS
Pengertian Kompos atau Pupuk Kompos adalah
salah satu pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan
sisa-sisa bahan organi (tanaman maupun hewan). Proses pengomposan dapat
berlangsung secara aerobik dan anaerobik yang saling menunjang pada kondisi
lingkungan tertentu. Proses ini disebut juga dekomposisi atau penguraian. Proses
pembuatan kompos sebenarnya meniru proses terbentuknya humus di alam. Namun
dengan cara merekayasa kondisi lingkungan, Kompos dapat dipercepat proses
pembuatannya, yaitu hanya dalam jangka waktu 30-90 hati. Waktu ini melebihi
kecepatan terbentuknya humus secara alami. Oleh karena tu, kompos selalu
tersedia sewaktu-waktu diperlukan tanpa harus menunggu bertahun-tahun lamanya.
.
a. Metode Pengomposan
Dilihat dari proses pembuatannya
terdapat dua macam cara membuat kompos, yaitu melalui proses aerob (dengan
udara) dan anaerob (tanpa udara). Kedua metode ini menghasilkan kompos yang
sama baiknya hanya saja bentuk fisiknya agak sedikit berbeda. Sebagai berikut :
1. Metode Aerob
Proses pembuatan kompos aerob
sebaiknya dilakukan di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.
Karakter dan jenis bahan baku yang cocok untuk pengomposan aerob adalah
material organik yang mempunyai perbandingan unsur karbon (C) dan nitrogen (N)
kecil (dibawah 30:1), kadar air 40-50% dan pH sekitar 6-8. Contohnya adalah
hijauan leguminosa, jerami, gedebog pisang dan kotoran unggas. Apabila
kekurangan bahan yang megandung karbon, bisa ditambahkan arang sekam padi ke
dalam adonan pupuk. Cara membuat kompos aerob memakan waktu 40-50 hari. Perlu
ketelatenan lebih untuk membuat kompos dengan metode ini. Kita harus mengontrol
dengan seksama suhu dan kelembaban kompos saat proses pengomposan berlangsung.
Secara berkala, tumpukan kompos harus dibalik untuk menyetabilkan suhu dan
kelembabannya
2. Metode Anaerob
Cara membuat kompos dengan metode
anaerob biasanya memerlukan inokulan mikroorganisme (starter) untuk mempercepat
proses pengomposannya. Inokulan terdiri
dari mikroorganisme pilihan yang bisa menguraikan bahan organik dengan cepat,
seperti efektif mikroorganime (EM4). Di pasaran terdapat juga jenis inokulan
dari berbagai merek seperti superbio, probio, dll. Apabila tidak tersedia dana
yang cukup, kita juga bisa membuat sendiri inokulan efektif mikroorganisme.
Bahan baku yang digunakan sebaiknya material organik
yang mempunyai perbandingan C dan N tinggi (lebih dari 30:1). Beberapa
diantaranya adalah serbuk gergaji, sekam padi dan kotoran kambing. Waktu yang
diperlukan untuk membuat kompos dengan metode anaerob bisa 10-80 hari,
tergantung pada efektifitas dekomposer dan bahan baku yang digunakan. Suhu optimal selama proses pengomposan
berkisar 35-45oC dengan tingkat kelembaban 30-40%.
b. Syarat Lokasi Pembuatan Kompos
1. Dalam bangunan yang memiliki lantai rata, keras dan
bebas dari genangan air, serta adanya atap yang melidungi dari terik matahri
dan hujan.
2. Dekat dengan sumber bahan organik : jerami, pupuk
kandang sampah, dedak dan lain-lain
3. Dekat dengan sumber air
4. Pengangkutan mudah dilakukan
c.
Manfaat Kompos
Berbicara
mengenai manfaat kompos, maka manfaat kompos sebagai berikut :
1.
Manfaat Kompos Bagi Tanah
Manfaat kompos yang utama pada tanah yaitu
untuk memperbaiki kondisi fisik tanah dibandingkan untuk menyediakan unsur
hara, walaupun dalam kompos unsur hara sudah ada tetapi jumlahnya sedikit.
Pupuk kompos berperan dalam menjaga fungsi tanah agar unsur hara dalam tanah
mudah dimanfaatkan oleh tanaman.
Cara
terbaik memanfaatkan kompos adalah mengembalikan kompos tersebut pada tanaman
yang bersangkutan. Sebagai contoh, daun-daunan dan ranting pohon mangga yang
gugut di tanah dikembalikan lagi ke pohon mangga dengan cara ditimbun dalam
tanah dekat pohon mangga agar menjadi kompos dan dapat dimanfaatkan. Dengan
cara ini saja tidaklah cukup untuk menyediakan unsur hara bagi pohon mangga.
Untuk itu perlu masukkan lain yang lebih banyak dengan cara memanfaatkan
kotoran hewan, sampah dapur atau pun bahan-bahan organik lainnya dari luar yang
diproses menjadi kompos.
2.
Manfaat Kompos Bagi Tanaman
Kompos
sangat bermanfaat bagi proses pertumbuhan tanaman. Kompos tidak hanya mensuplai
unsur hara bagi tanaman, selain itu kompos juga memperbaiki struktur tanah
kering dan ladang serta menjaga fungsi tanah, sehingga suatu tanaman dapat
tumbuh dengan baik.
a.
Manfaat kompos menyediakan unsur hara bagi tanaman
Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman
dibagi menjadi tiga golongan. Unsur hara makro primer yaitu unsur hara yang
dibutuhkan dalam jumlah banyak seperti Nitrogen (N), Pospo (P) dan Kalium (K).
Unsur hara makro sekunder yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil,
seperti belerang (S), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Unsur hara mikro yaitu
unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, seperti besi (Fe), tembaga
(Cu), seng (Zn), klor (Cl), boron (B), mangan (Mn) dan molibdenum (Mo). Kompos
yang sudah jadi dapat digunakan untuk memupuk tanaman, dimana mengandung
sebagian besar unsur hara makro primer, makro sekunder dan unsur hara mikro
yang sangat dibutuhkan tanaman.
b.
Manfaat kompos memperbaiki struktur tanah
Tanah yang baik adalah tanah yang remah atau
granuler yang mempunyai tata ruang udara yang baik sehingga aliran udara dan air dapat
masuk dengan baik. Tanah yang buruk ialah apabila butir-butir tanah tidak
melekat satu sama lain (tanah pasir) atau saling melekat (tanah liat). Kompos
merupakan perekat pada butir-butir tanah dan mampu menjadi penyeimbang tingkat
kerekatan pada tanah. Kehadiran kompos pada tanah juga menjadi daya tarik bagi
mikroorganisme untuk melakukan aktivitas pada tanah. Dengan demikian tanah yang
pada mulanya keras dan sulit ditembus air maupun udara, kini dapat menjadi
gembur kembali akibat aktivitas mikroorganisme.
c.
Manfaat kompos dapat meningkatkan
Kapasitas Tukar Kation
Kapasitas
tukar kation (KTK) adalah sifat kimia yang berkaitan erat dengan kesuburan
tanah. Tanah dengan KTK tinggi jauh lebih mampu menyediakan unsur hara daripada
tanah KTK rendah. Pupuk kompos dapat menyediakan KTK dalam jumlah yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pupuk organik.
d. Manfaat kompos meningkatkan kemampuan tanah
untuk menahan air
Tanah yang bercampur dengan bahan organik
seperti kompos mempunyai pori-pori dengan daya rekat yang lebih baik, sehingga
kompos mampu mengikat serta menahan ketersediaan air di dalam tanah. Erosi air
secara langsung dapat ditahan dengan adanya kompos pada tanah.
e. Manfaat kompos meningkatkan aktivitas
biologi tanah
Pada kompos terdapat mikroorganisme yang
menguntungkan tanaman. Dalam tanah, Kompos akan membantu kehidupan
mikroorganisme. Selain berisi bakteri dan jamur pengurai, keberadaan kompos
akan membuat tanah menjadi sejuk tidak terlalu lembab dan tidak terlalu kering.
Keadaan seperti itu sangat disenangi oleh mikroorganisme. Dalam hal ini
misalnya, cacing tanah lebih senang tinggal di tanah dengan kadar organik
tinggi daripada tanah yang keras atau berpasir. Cacing tanah dapat menyediakan
pupuk alami berupa kascing yang bermanfaat bagi tanaman.
f.
Manfaat kompos meningkatkan pH pada tanah asam
Unsur hara dalam tanah lebih mudah diserap
oleh tanaman pada kondisi pH tanah yang netral, yaitu 7. Pada nilai pH ini,
unsur hara menjadi mudah larut di dalam air. Semakin asam kondisi tanah
(semakin rendah pH) maka jumlah ion Al (alumunium) dan Mn (Mangan) dalam tanah
semakin meningkat. Jumlah Al dan Mn yang terlalu banyak akan bersifat racun
bagi tanaman. Kondisi tanah yang asam dapat dinetralkan kembali dengan
pengapuran. Pemberian kompos ternyata membantu peningkatan pH tanah.
g.
Manfaat kompos menyediakan unsur mikro bagi tanaman
Tidak hanya unsur makro saja yang
disediakan oleh kompos untuk tanaman, tetapi juga unsur mikro. Unsur-unsur itu
antara lain Zn, Mn, Cu, Fe dan Mo.
Hasil Pengamatan tentang pupuk
kompos yang di dapat yaitu bahan organik berupa seresah atau daun kering yang
di gunakan sebagai bahan dalam pembuatan pupuk kompos mengalami degradasi
bentuk yakni berubah bentuk dan warna serta bau yang di kelurkan, bentuk dari
kompos yang dibuat yaitu berubah menjadi bagian seresah kecil-kecil dan basah,
serta warna dari daun berubah menjadi warna cokelat kehitaman serta dan menjadi
sedikit dari sebelum nya yang banyak. Hal ini sesuai dengan penelitian dari
andi cahaya (Undip) yakni jumlah mikroorganisme termofilik
berkurang
karena bahan makanan bagi mikroorganisme ini juga berkurang, hal ini
mengakibatkan organisme mesofilik mulai beraktivitas kembali. Organisme
mesofilik tersebut akan merombak selulosa dan hemiselulosa yang tersisa dari
proses sebelumnya menjadi gula yang lebih sederhana, tetapi kemampuanya tidak
sebaik organisme termofilik. Bahan yang telah didekomposisi menurun jumlahnya
dan panas yang dilepaskan relatif kecil. Pada penelitian ini, perubahan temperatur
kompos variasi A, B, C, D sudah mengikuti tahap penghangatan, temperatur
puncak, pendinginan dan pematangan. Bahwa terjadi perombakan bahan organik oleh
mikroorganisme sehingga terjadi penurunan jumlah daun, dan juga terjadi nya
bahan organik yang terdekompos.
V. Penutup
a. Kesimpulan
Peran
mikroba dalam perombakan bahan organik sangat penting terutama dalam pembuatan
pupuk, baik dalam bentuk pupuk cair maupun
pada peran mikrobia tetap sangat dibutuhkan, seperti pada perombakan
bahan organik pada biosluri dan kompos yang dilakukan oleh mikrobia. Sehingga
dengan perombakan itu dapat menjadi bahan pupuk untuk meningkatkan kesuburan
dan kualitas tanah untuk pertanian.
b.
Saran
Perlu
nya efektifitas dan efisiensi dalam pembuatan pupuk, baik pupuk cair maupun
pupuk padat sehingga dapat dengan mudah di lakukan atau dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
- Hadisuwito, S (2007). Membuat Kupuk Kompos Cair.Agromedia
-Palm, C. A., Gachengo, C.N.,Delve, R. J.,Cadisch, &., E Giller, K. E. (2001). Organik Input For Soil Fertility Management In Tropical Agroecosystems: Application Of An Organic Resource Database. -Agriculture, Ecosystems & Environment, 83(1), 27-42
-Poerwowidodo.1993. Telaah Kesuburan Tanah. PT. Angkasa, Bandung.
-Prasanna, D., Mohan, S.V., Reddy, B. P., & Sarma, P. N. (2008). Bioremediation Of Anthracene Contaminated Soil In Bio-Slurry Phase Reactor Operated In Periodic Discontinuous Batch Mode. Journal Of Hazardous Materials, 153(1), 244-251.
-Subiksa, L. R. W. And Diah S. 2008. Paddy Soil Test. (Kit.<Http:www.dpi.nsw.gov.au/Data/Assets/Pdf file/007/199456/ses3-Paddy-soils-Test-Kits.Pdf>. Diakses Pada 19 November 2015
No comments:
Post a Comment